Seorang perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental./ilustrasi/Freepik
Health

Deteksi Dini Gangguan Bipolar dan Skizofrenia Bantu Kendalikan Dampak

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 24 Juli 2025 - 14:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Skizofrenia adalah kondisi kesehatan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.

Dilansir dari mayoclinic, kondisi ini dapat mengakibatkan perpaduan halusinasi, delusi, serta pikiran dan perilaku yang tidak teratur. Halusinasi melibatkan melihat sesuatu atau mendengar suara-suara yang tidak disadari orang lain.

Delusi melibatkan keyakinan kuat tentang hal-hal yang tidak benar. Penderita skizofrenia dapat merasa kehilangan kontak dengan kenyataan, yang dapat membuat kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit.

Penderita skizofrenia membutuhkan perawatan seumur hidup. Perawatan ini meliputi obat-obatan, terapi bicara, dan bantuan dalam mempelajari cara mengelola aktivitas kehidupan sehari-hari.

Karena banyak penderita skizofrenia tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi kesehatan mental dan mungkin tidak percaya bahwa mereka membutuhkan perawatan, banyak studi penelitian telah mengkaji dampak psikosis yang tidak diobati.

Orang dengan psikosis yang tidak diobati seringkali memiliki gejala yang lebih parah, lebih sering dirawat di rumah sakit, kemampuan berpikir dan memproses informasi, serta dampak sosial yang lebih buruk, cedera, dan bahkan kematian. Di sisi lain, perawatan dini seringkali membantu mengendalikan gejala sebelum komplikasi serius muncul, sehingga meningkatkan prospek jangka panjang.

Karena itu bagi orang yang menyadari dirinya kemungkinan mengalami gangguan bipolar dan skizofrenia diimbau untuk tidak menunda konsultasi dan terapi.

Pasalnya, GB dan Skizofrenia memerlukan penanganan medis secara tepat dan cepat, untuk mencegah perburukan penyakit pada pasien. Konsultasi dan terapi sebaiknya segera dilakukan pada spesialis kedokteran jiwa (psikiatri).

Penatalaksanaan Skizofrenia dan GB sebaiknya bersifat komprehensif. Yang paling utama yaitu memperbaiki kekacauan kimia otak melalui pengobatan, serta melibatkan orang terdekat dari penderita untuk mendukung penderita berobat dengan baik dan teratur.

Hal yang perlu diperhatikan yaitu melibatkan pemerintah dalam penyediaan skema pengobatan termasuk pembiayaannya agar bersifat berkesinambungan. Selain itu juga dalam penyediaan lapangan kerja yang sesuai dengan kapasitas penderita.

dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa menyatakan, skizofrenia merupakan gangguan mental berat, bersifat kronis dan mempengaruhi pikiran perasaan dan perilaku penderita.

Gangguan pikiran pada penderita bisa berupa kekacauan proses pikir yang terlihat melalui cara bicara yang kacau, bisa juga terganggunya isi pikir yang tampak sebagai waham yaitu keyakinan yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, tetapi diyakini oleh penderita. Gangguan perasaan bisa berupa penumpulan emosi atau bahkan mood yang kacau.

Gangguan perilaku biasanya berupa perilaku yang kacau, bahkan bisa agresif. Sering juga ada gangguan persepsi panca indera berupa halusinasi, yaitu adanya persepsi panca indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, rabaan) tanpa ada sumber rangsangnya.

“Sedangkan GB merupakan gangguan mood atau suasana perasaan. “Bi” artinya dua dan “polar” artinya kutub. Jadi penderita bipolar akan mengalami mood yang berubah-ubah secara ekstrim dari kutub manik ke kutub depresi dan juga sebaliknya. Beberapa gejala yang muncul pada fase manik seperti rasa gembira dan rasa percaya diri yang berlebihan, banyak sekali ide yang datang secara bersamaan, merasakan peningkatan tenaga dan semangat yang berlebihan, dorongan bicara dan
dorongan belanja yang berlebihan dan sulit dikendalikan, menjadi sangat impulsif, cenderung menjadi sembrono, nekat dan menyerempet bahaya, peningkatan nafsu makan dan libido yang di atas kebiasaannya. Sedangkan pada fase depresi, gejalanya berupa rasa sedih yang berlebihan dan sulit dikendalikan, kehilangan kesenangan dari hobby yang biasanya menyenangkan, terjadinya penurunan tenaga dan konsentrasi, perubahan nafsu makan, gangguan tidur, menurunnya keinginan sosialisasi
dan kepercayaan diri, kesulitan mengambil keputusan, kecenderungan melukai diri sendiri bahkan ingin mengakhiri hidup,” jelas dr. Ashwin.

“Walaupun gangguan Skizofrenia dan GB merupakan dua gangguan yang berbeda tapi ada juga beberapa kesamaannya,” lanjutnya, “Yaitu, sama-sama terjadi gangguan keseimbangan kimia otak, bersifat kronis artinya perjalanan penyakitnya lama, bersifat kambuhan, artinya ada saat gejala bisa berkurang tapi juga ada saatnya bisa kambuh lagi. Kedua gangguan ini juga mengganggu fungsi dan produktivitas penderita, menyebabkan penderitaan baik bagi penderita maupun keluarga penderita
dan juga orang-orang di sekitar penderita. Semakin cepat penderita mendapatkan pertolongan medis yang tepat maka hasil pengobatannya juga akan jauh lebih baik. Sebaliknya, semakin lambat penderita mendapat pertolongan medis maka peluang untuk pulihpun semakin berkurang.

Semakin sering terjadi kekambuhan maka hasil pengobatannya juga cenderung akan kurang baik bila dibandingkan dengan penderita yang jarang kambuh. Perlu diperhatikan bahwa pada setiap kekambuhan juga akan terjadi kerusakan sel otak yang tidak bisa diperbaiki lagi. Artinya semakin jarang kambuh semakin banyak sel otak yang terselamatkan. Dan semakin sering kambuh, semakin banyak sel otak yang mengalami kerusakan. Perlu diketahui bahwa sel otak yang sudah rusak cenderung tidak bisa pulih lagi.

“Dengan memahami hal-hal tersebut maka akan sangat penting untuk seorang penderita Skizofrenia maupun GB bisa cepat terdiagnosis dan mendapatkan penanganan medis yang tepat oleh personil medis yang kompeten. Selain itu, mendapatkan pengobatan terbaik dan termutakhir, menjalani pengobatan dengan teratur agar gejala bisa sebanyak-banyaknya terkendali dan sebisa mungkin tidak mengalami kekambuhan. Baik Skizofrenia dan GB memiliki angka kejadian sebesar 1% dari populasi.” paparnya.

Ada beberapa kendala yang kadang menyulitkan penderita untuk segera bisa mendapatkan pelayanan medis yang tepat sesuai kondisinya, seperti ketidakmengertian dan ketidakpahaman, akses pengobatan yang terbatas dan sulit (baik fasilitas kesehatan maupun keterbatasan ketersediaan obat), keengganan penderita dan keluarga untuk berobat ke dokter, penyangkalan penderita dan atau keluarga bahwa ada kondisi medis yang harus segera mendapatkan pertolongan, stigma gangguan
jiwa yang masih kuat di mata masyarakat dan kecenderungan masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif terlebih dahulu.

“Dengan memahami masalah di atas maka dapat terlihat bahwa setiap pihak yang terkait dengan gangguan-gangguan ini perlu berkontribusi agar penderita bisa cepat mendapatkan pertolongan yang terbaik sesuai kondisinya. Ketidakpahaman bisa diatasi dengan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat. Diperlukan adanya perbaikan akses pengobatan dengan penyediaan fasilitas yang lebih merata dan memperbaiki ketersediaan obat, destigmatisasi oleh seluruh pihak terkait,” himbau dr.
Ashwin.

Hanadi Setiarto, Country Group Head Wellesta Indonesia menyatakan, untuk pasien GB dan Skizofrenia sangat penting meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terkait kondisi penyakit mental yang terkadang tidak disadari.

"Kami menyadari, jika tidak diatasi dengan baik, kejadian GB dan Skizofrenia akan terus bertambah sehingga ke depannya akan menurunkan kualitas hidup, peningkatan mortalitas dini, hingga berkontribusi pada penyakit fisik seperti kardiovaskular, metabolik, dan infeksi.” ujarnya.

Dia mengatakan penanganan menyeluruh diperlukan untuk gangguan bipolar dan skizofrenia, yang termasuk dalam gangguan mental serius.

PT Wellesta, katanya, berkomitmen meningkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan Gangguan Bipolar (GB) dan Skizofrenia dengan mengurangi stigma, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi pasien dan keluarga mereka melalui berbagai program edukasi dan kerja sama strategis.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro