Bisnis.com, JAKARTA - Etomidate adalah salah satu obat anestesi umum yang digunakan untuk induksi anestesi secara cepat dan sedasi jangka pendek. Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga menimbulkan efek tidur atau kehilangan kesadaran dengan cepat dan singkat.
Etomidate sering dipilih karena memiliki efek minimal terhadap tekanan darah dan jantung, sehingga penggunaannya cocok bagi pasien dengan kondisi kardiovaskular tidak stabil. Kini BPOM mulai memberikan sinyal bahaya sebab zat etomidate mulai beredar di liquid vape.
Dilansir dari Synapse, Kamis (24/7/2025), etomidate adalah obat untuk induksi anestesi dan sedasi prosedural, obat ini memiliki efek samping yang berbahaya sehingga membutuhkan penanganan medis secara tepat.
Ini efek berbahaya Etomidate:
1. Penekanan fungsi adrenal
Salah satu efek paling bahaya dari etomidate adalah kemampuannya dalam menekan produksi hormon di kelenjar adrenal, khususnya kortisol. Penekanan ini terjadi sebelum dan setelah satu dosis, hingga berlangsung selama 24 jam.
Bagi pasien dalam kondisi kritis, penggunaan etomidate sangat berbahaya karena tubuh tidak mampu menangani stres metabolik dengan baik, sehingga meningkatkan risiko kegagalan organ.
2. Gerakan otot involunter (mioklonus)
Etomidate dapat memicu gerakan secara tiba-tiba dan tidak terkendali pada otot. Gerakan ini dapat terlihat seperti kejang ringan dan tidak berbahaya bagi orang yang sehat. Bagi orang yang mengalami masalah serius, penggunaan Etomidate dapat menimbulkan kesulitan selama prosedur atau membahayakan pasien dengan keluhan cedera tulang atau otak.
3. Depresi sistem pernapasan
Penggunaan etomidate yang mampu menekan pernapasan dan menyebabkan napas menjadi lambat atau bahkan berhenti sejenak. Meskipun dosisnya tidak sekuat dengan obat anestesi yang lain, obat ini mampu memberikan efek yang cukup berbahaya dan mengganggu proses pernapasan manusia.
Oleh karena itu, pasien yang diberi Etomidate harus diawasi secara ketat dengan alat bantu pernapasan, apabila penggunaannya dalam dosis tinggi atau bersamaan dengan pemberian obat sedatif lainnya.
4. Gangguan sistem kardiovaskular
Etomidate dikenal relatif stabil pada tekanan darah dan denyut jantung, tetapi mampu menyebabkan efek seperti hipotensi, bradikardi, atau bahkan takikardia. Hal ini dapat terjadi akibat respon individu terhadap obat, seperti sensitivitas sistem saraf otonom, dosis yang terlalu tinggi, injeksi terlalu cepat, dan efek kombinasi dari obat lain sehingga mampu memicu gangguan pernapasan.
Efek dari bahaya ini mampu memperburuk kondisi pada pasien jantung atau pasien usia lanjut dengan tekanan darah yang tidak stabil.
5. Mual dan muntah
Setelah Etomidate diberikan kepada pasien, respon yang dihasilkan adalah rasa mual dan muntah, terutama pada fase pemulihan. Gejala ini hampir sama dengan efek samping penggunaan obat lain, dan termasuk dalam kategori tidak terlalu serius. Namun, jika mual dan muntah terjadi secara terus menerus, akan berdampak pada ketidaknyamanan serta meningkatkan risiko aspirasi.
6. Nyeri di tempat suntikan
Salah satu keluhan umum yang terjadi setelah pemberian etomidate adalah rasa nyeri atau terbakar pada area suntikan atau injeksi. Efek nyeri ini disebabkan oleh larutan pH yang cukup asam.
Namun, rasa perih ini dapat dikurangi dengan cara yang logis dan praktis, seperti mencampurkan Etomidate dengan lidokain atau obat bius lokal yang mampu meredakan rasa sakit. Cara ini dilakukan dengan cara menyuntikkan melalui pembuluh darah yang lebih besar agar obat cepat tersebar dan tidak terlalu mengiritasi kulit.
7. Reaksi alergi atau hipersensitivitas
Efek bahaya lainnya dari penggunaan etomidate adalah timbulnya reaksi alergi atau hipersensitivitas. Reaksinya cukup bervariasi, dari ringan seperti ruam dan gatal-gatal, hingga berat seperti kesulitan bernapas atau syok anafilaksis. Maka dari itu, para pasien harus melakukan skrining alergi untuk memastikan bahwa tidak ada riwayat yang dapat memperburuk kondisi kesehatan lebih lanjut. (Maharani Dwi Puspita Sari)