Bisnis.com, JAKARTA - Pada awal tahun ini, Inggris secara mengejutkan mengumumkan bahwa mereka akan menunda pemberian dosis kedua vaksin Covid-19 yang saat itu telah disetujui.
Para produsen vaksin yang telah mendapatkan persetujuan penggunaan dari otoritas setempat merekomendasikan untuk memberi dosis kedua dengan interval 3 sampai 4 minggu setelah pemberian dosis pertamanya.
Akan tetapi, pemerintah Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan jeda 12 minggu untuk setiap dosisnya. Hal ini memicu pertanyaan besar tentang keamanan dan efektivitas dari vaksin dosis pertama yang telah diberikan.
Dilansir dari bbc.com, Senin (18/1) berikut ini adalah efektivitas dosis pertama dari setiap produsen vaksin yang telah dilaporkan, termasuk dari Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, Moderna, Sinovac, dan Sputnik V.
1. Pfizer-BioNTech
Menurut data Pfizer yang diterbitkan pada Desember 220, vaksin mereka kira-kira 52 persen efektif setelah dosis pertama. Dari 36.523 peserta yang tidak memiliki bukti adanya infeksi, 82 orang dalam kelompok plasebo dan 39 dalam kelompok vaksin mengembangkan gejala Covid-19.
Namun, perlindungan awal ini disertai beberapa peringatan. Pertama perlindungan tidak berlaku sampai setidaknya hari ke-12. Kedua dosis pertama masih kurang protektif dibandingkan dengan tambahan dosis kedua yang terbukti 95 persen efektif.
2. Oxford-AstraZeneca
Untuk vaksin Oxford-AstraZeneca, keadaannya sedikit berbeda. Dalam makalah yang diterbitkan pada Januari ini, penulis menjelaskan vaksin menawarkan perlindungan hingga 64,1 persen setelah setidaknya satu dosis standar.
Sementara itu, dosis kedua vaksin yang sama dapat memberikan 70,4 persen efektivitas. Selain itu, ada juga angka efektivitas 90 persen pada orang yang telah minum setengah dosis diikuti dengan satu dosis penuh.
Sementara itu, berdasarkan data yang belum terpublikasi tapi telah terlihat, Komite Vaksin memperkirakan dari tiga minggu hingga 12 minggu setelah penyuntikan pertama, vaksin dapat mencegah sekitar 70 persen kasus penyakit serius.
3. Moderna
Menurut dokumen yang telah diserahkan kepada Food and Drug Administration (FDA), vaksin Moderna dapat memberikan perlindungan 80,2 persen setelah satu dosis dan 95,6 persen setelah dosis kedua.
Seperti vaksin Pfizer, semua peserta dalam uji coba fase ketiga menerima dua dosis vaksin atau plasebo dalam satu periode waktu tertentu - dalam hal ini 28 hari - jadi belum diketahui apakah imunitas dari satu vaksin akan berlanjut atau tidak.
4. Sinovac
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac dikenal dengan CoronaVac telah diujicobakan secara independen di beberapa negara - termasuk Indonesia - dan semuanya memberikan hasil yang berbeda.
Uni Emirat Arab adalah negara yang pertama melaporkan dan mengklaim bahwa vaksin efektif 86 persen. Sementara itu, Turki menyatakan bahwa efektivitas vaksin CoronaVac mencapai 91,25 persen.
Adapun, Indonesia melaporkan vaksin ini efektif 65,3 persen dan Institut Butantan di Brasil baru-baru ini mengumumkan vaksin itu mencegah 50,4 persen orang mengembangkan gejala. Akan tetapi saat ini belum ada data yang dirilis tentang kemanjuran vaksin untuk hanya satu dosis.
5. Sputnik V
Vaksin Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology di Moskow, Rusia mengklaim efektivitas 91,4 persen setelah dosis kedua. Akan tetapi, tidak ada informasi yang tersedia untuk angka dari satu dosisnya.
Namun demikian, hasil klaim efektivitas vaksin Rusia masih belum dipublikasikan dalam jurnal per-review, oleh karenanya mungkin tidak dapat diandalkan. Sejumlah pihak juga skeptis terhadap klaim yang dilakukan oleh Rusia.
Baru-baru ini, pemerintah Rusia juga mengumumkan bahwa mereka mengembangkan versi baru yang dinamai Sputnik Light, sebagai solusi kekurangan versi aslinya. Vaksin itu akan diberikan sebagai dosis tunggal.