Kelelahan menjadi salah satu gejala yang dialami pasien virus corona (Covid-19) setelah 6 bulan/ Antara
Health

Penyintas Virus Corona Laporkan Gejala Jangka Panjang

Rezha Hadyan
Rabu, 27 Januari 2021 - 16:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah penyintas Covid-19 di Korea Selatan dilaporkan menderita efek kesehatan jangka panjang bahkan setelah hasil tes mereka menunjukkan hasil negatif.

Melansir The Korea Times pada Rabu (27/1/2021), penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCA) terhadap 1.050 penyintas Covid-19 menunjukkan bahwa mereka masih merasakan sejumlah keluhan.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 40 penyintas yang sebelumnya sempat mendapatkan perawatan National Medical Center lewat pemeriksaan medis. Sementara itu sisanya hanya mengikuti survei daring yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Nasional Kyungpook di Daegu.

Efek Covid-19 yang paling umum adalah kelelahan, dilaporkan oleh 43 persen mantan pasien, diikuti oleh sesak napas saat berolahraga (35 persen), dan rambut rontok (23 persen), ketika banyak jawaban diizinkan. Efek samping lain yang dilaporkan termasuk sesak dada (15 persen), sakit kepala (10 persen), kehilangan memori (8 persen) dan anosmia (5 persen).

Selain gejala fisik, beberapa penyintas virus mengalami efek samping mental seperti depresi dan gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD).

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa efek sampingnya berbeda di antara pasien tergantung pada usia mereka dan tingkat keparahan infeksi Covid-19 yang mereka derita.

Orang yang lebih muda dan mereka yang memiliki gejala ringan terutama mengalami kelelahan dan gangguan tidur, sementara kesulitan bernapas lebih umum terjadi pada orang yang lebih tua yang selamat serta mereka yang mengalami infeksi parah.

Pemindaian CT menunjukkan bahwa tujuh dari 40 mantan pasien di NMC menderita fibrosis paru - penyakit paru-paru yang terjadi ketika jaringan organ rusak dan terluka. Ketujuh orang itu semuanya berusia di atas 40 tahun, dan dikategorikan sebagai pasien berisiko tinggi.

"Meskipun penelitian tidak mencakup semua orang yang selamat dari virus korona di negara itu, telah dipastikan bahwa efek samping dapat terjadi terlepas dari usia pasien," kata Kwon Jun-wook, seorang pejabat kesehatan senior, dalam sebuah penjelasan. Dia menambahkan bahwa kementerian kesehatan akan terus menganalisis efek sampingnya dan menghasilkan langkah-langkah yang relevan.

Kwon juga memperingatkan bahwa negara harus tetap waspada meskipun kasus baru setiap hari lebih sedikit, karena kelompok infeksi yang terkait dengan sekolah misionaris tidak resmi tertentu masih bermunculan.

Hingga Rabu, 146 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di dua cabang Sekolah Internasional TCS Ace yang berlokasi di Gwangju. Sekolah tersebut adalah pusat pendidikan agama tidak resmi yang dijalankan oleh kelompok dakwah IM.

Kasus baru harian negara itu untuk hari Selasa meningkat kembali menjadi lebih dari 500, setelah 10 hari, terutama karena wabah berskala besar yang terkait dengan sekolah misionaris. Menurut KDCA, ada 559 kasus baru, termasuk 516 transmisi lokal, sehingga totalnya menjadi 76.429.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro