Kanker kulit/Istimewa
Health

Tahi Lalat Atau Kanker Melanoma? Begini Cara Membedakannya

Desyinta Nuraini
Senin, 1 Februari 2021 - 09:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pernahkah Anda mendengar kanker kulit melanoma? Memang angka kejadian kanker ini jarang namun sangat berbahaya karena bisa menyebar ke organ lain seperti ke mata, oral, saluran pencernaan, hingga sistem saraf yang berlokasi dalam tengkorak dan tulang belakang.

Melanoma adalah jenis kanker yang berkembang pada melanosit atau sel pigmen kulit yang berfungsi sebagai penghasil melanin. Melanin memiliki fungsi menyerap sinar ultraviolet dan melindungi kulit dari kerusakan.

Spesialis Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Diani Kartini mengatakan pada pria sesuai penelitian distribusi melanoma terjadi di kepala dan leher sebanyak 23 persen, punggung 41 persen, tangan 19 persen, dan kaki 13 perse . Sementara pada wanita, di kepala dan kaki 14 persen, punggung 20 persen, tangan 25 persen dan kaki 58 persen.

"Paling sering lokasinya yang terpapar sinar matahari. Di kaki pada perempuan dan di punggung pada laki-laki," ujarnya beberapa waktu lalu.

Paparan sinar matahari sangat penting terjadinya melanoma. Selain itu melanoma juga bisa disebabkan oleh faktor genetik seperti banyaknya tahi lalat di badan. Ya, tahi lalat yang merupakan tumor jinak pada kulit bisa berubah menjadi melanoma atau melanoma bisa menyerupai tahi lalat.

Oleh karena itu, penting untuk membedakan antara melanoma dan tahi lalat. Nyatanya, kata Diani 80-90 persen melanoma bisa didiagnosis oleh dokter.

Karakter tahi lalat dia tidak tumbuh, tidak adanya pendarahan, bentuknya sama dan memiliki batas tegas, serta memiliki satu warna. Sementara melanoma terus tumbuh, ada pendarahan, bentuknya tidak simetirs, batasnya tidak tegas seperti bergerigi, berubah bentuk, dan warnanya berbeda-beda.

"Kalau melanoma dalam satu lingkaran warnanya macam-macam, ada yang kemerahan ada warnanya lebih muda," jelas Diani.

Dia menjelaskan ada 4 jenis melanoma. Pertama yakni superficial spreading melanoma. Bentuk jenis ini bisa bermacam-macam. Sebanyak 70 persen dialami orang kulit putih. "Awalnya bentuk makula bisa berubah jadi pluque. Bentuknya asimetris dan diffuse border," jelasnya.

Kedua nodular melanoma. Kata Diani jenis ini memiliki warna yang lebih gelap. Biasanya ditemukan pada kelompok usia pertengahan. Nodular lama-lama bisa berdarah karena pecah.

Ketiga lentigo malignant melanoma yang biasanya ditemukan pada kelompok usia 60-80 tahun, jarang di usia 40 tahun. Kanker kulit melanoma jenis ini timbul karena paparan kronis dari sinar UVB.

"Bisa di daerah wajah maupun kepala dan leher. Warnanya berbeda dan batasnya tidak tegas," sebut Diani.

Keempat yakni acral lentiginous melanoma yang sering ditemukan di kaki. Melanoma jenis ini 2-8 persen dialami orang kulit putih namun 60-72 persen dialami orang kulit hitam, dan 29-47 persen dialami ras Asia.

Diani menjelaskan faktor risiko kanker kulit melanoma antara lain adanya riwayat keluarga. "5-10 persen dengan riwayat positif bisa meningkatkan risiko 2 kali terjadi melanoma," ungkapnya.

Kemudian paparan sinar matahari, lingkungan, personal karateristik misal mata biru, kulit yang mudah terbakar, dan adanya imunosupresif paparan sinar matahari terutama UVB.

Faktor risiko lainnya yakni pertumbuhan tahi lalat yang tidak normal lebih dari 6 mm, pemakaian hingga sosial ekonomi yang menyebabkan kurangnya pendeteksian diri sehingga kewaspadaan terjadinya kanker kulit juga minim.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro