Bisnis.com, JAKARTA – Swiss telah membuat langkah yang mengejutkan dengan tidak menyetujui vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh University of Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca untuk digunakan dalam peluncuran program vaksinasi mereka.
Keputusan itu menjadikan Swiss sebagai satu-satunya negara di Eropa yang tidak mengizinkan dosis suntikan produksi Oxford-AstraZeneca untuk digunakan. Regulator medis Swiss mengklaim ada kekurangan data untuk mencapai kesimpulan tentang kemanjuran vaksin tersebut.
Dilansir dari Daily Express, Kamis (4/2/2021) SwissMedic mengatakan untuk vaksin dari AstraZeneca, data yang tersedia dan dievaluasi hingga saat ini belum cukup untuk disetujui. “Untuk mendapatkan data tambahan tentang keamanan, kemanjuran, dan kualitas, diperlukan data dari studi baru,” kata lembaga itu.
Langkah tersebut bertentangan dengan keputusan yang dibuat oleh pengawas obat dari Uni Eropa – di mana Swiss memang tidak termasuk sebagai anggotanya – yang telah memberikan lampu hijau untuk suntikan vaksin virus corona yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca tersebut.
Sementara itu, ada semakin banyak daftar negara di Uni Eropa yang menolak untuk mengizinkan penggunaan vaksin pada orang tua. Perancis, Jerman, Italia, Swedia, dan Polandia telah menyarankan agar vaksin tidak digunakan untuk orang di atas usia tertentu.
SwissMedic mengatakan bahwa mereka akan menunggu informasi lebih lanjut dari dua uji klinis di Amerika Utara dan Selatan sebelum membuat keputusan final yang akan memberikan otoritas penggunaan. Mereka berjanji untuk bergerak cepat setelah datanya tersedia.
Adapun, Swiss dilaporkan telah menyetujui penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan vaksin dari Moderna untuk digunakan. Terlepas dari industri medisnya yang kaya, ibu kota Swiss Bern dinyatakan lamban dalam upaya peluncuran vaksin.
Mereka hanya berhasil memberikan 315.000 dosis vaksin, dengan kecepatan sekitar 3,64 per 100 orang. Meskipun sejumlah negara Eropa menentang vaksin AstraZeneca, pembuatnya terus mempertahankan vaksin tersebut.
Andrew Pollard, direktur dari kelompok vaksin University of Oxford mengatakan orang-orang perlu diyakinkan bahwa vaksin itu aman dan menghasilkan tanggapan kekebalan yang kuat, termasuk untuk orang tua.
Menurutnya, poin pertama yang sangat penting untuk diingat adalah bahwa European Medicines Agency telah menyetujui vaksin untuk digunakan di semua umur di seluruh negara Eropa. Regulator di Inggris juga telah menyetujui vaksin, begitu juga dengan beberapa negara lain.
“Tapi masing-masing negara memiliki komite sendiri, dan mereka harus melihat vaksin apa yang mereka miliki, apa yang mereka buat dari data, dan apa yang terbaik untuk populasinya. Itu jelas merupakan kewenangan mereka,” katanya.