Anak mengenakan kacamata/Antara
Health

Pandemi Membuat Prevalensi Miopia Meningkat

Yudi Supriyanto
Selasa, 23 Februari 2021 - 22:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Prevalensi miopia atau disebut pula rabun jauh atau mata minus terus meningkat di dalam negeri, dan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memberikan pengaruh terhadap penambahan kasus miopia. 

Temuan WHO menyebutkan sekitar 40 persen dari populasi dunia atau 3,3 miliar orang akan menderita miopia pada 2030 mendatang. Bahkan, akan mencapai lebih dari setengah populasi dunia atau sekitar 4,8 miliar orang pada 2050. 

Sebuah Studi di China baru-baru ini memperlihatkan bahwa selama 2020, anak usia 6-8 tahun ternyata 3 kali lipat lebih rawan terkena miopia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Lebih sedikit waktu di luar ruangan dan lebih banyak waktu menatap layar menjadi pemicunya.

Dokter Gusti G. Suardana, Ketua Layanan JEC Myopia Control Care, mengungkapkan bahwa gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko miopia lainnya selain faktor genetik. 

"Aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, sementara kelekatan terhadap gawai berlayar semakin tinggi. Anak-anak belajar jarak jauh secara daring, sedangkan kelompok dewasa juga bertumpu pada gadget untuk bekerja dan bersosialisasi. Artinya, semua kalangan usia semakin berpotensi terserang miopia,” katanya, Selasa (23/2/2021). 

Dia menjelaskan penderita miopia akan merasa tidak nyaman. Tidak hanya itu, penyakit ini bahkan bisa menyebakan komplikasi lanjutan seperti mata malas, katarak, glaukoma, retina lepas, dan kebutaan jika tidak tidak segera diatasi. 

Jadi, miopia yang memiliki gejala terkesan remeh patut diwaspadai. Pemeriksaan mata secara berkala minimal 6-12 bulan adalah kuncinya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro