Ukuran panti jompo diduga berpengaruh pada tingkat penyebaran virus corona di komunitas lokal. /Bloomberg
Health

Ras Pengaruhi Tingkat Kematian Akibat Covid-19 di Panti Jompo

Desyinta Nuraini
Selasa, 9 Maret 2021 - 10:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Studi global menunjukkan kasus kematian akibat Covid-19 di panti jompo dengan proporsi lansia nonkulit putih 3,3 kali lebih banyak dibandingkan panti jompo berisi lansia berkulit putih.

Penelitian yang dilakukan University of Chicago dan telah diterbitkan dalam jurnal medis JAMA Network Open itu menilai penyebabnya kemungkinan besar karena ukuran panti jompo dan tingkat penyebaran virus corona di komunitas lokal.

Sejak dimulainya pandemi, sekitar 35 persen hingga 40 persen kematian akibat Covid-19 dikaitkan dengan fasilitas perawatan jangka panjang. Profesor Ilmu Kesehatan Masyarakat Louis Block dan Kolese di Chicago R. Tamara Konetzka dan rekannya Postdoc di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Rebecca Gorges mengumpulkan informasi dari lebih dari 13.000 panti jompo untuk mengidentifikasi prediktor hasil Covid-19 di fasilitas perawatan jangka panjang tersebut.

Data yang dikumpulkan antara 1 Januari, 24 Mei dan berakhir pada 23 September 2020. "Sejak awal, kami melihat beberapa hubungan yang mencolok dengan komposisi ras di panti jompo, tempat perawatan rumah yang melayani lebih banyak penduduk kulit hitam dan coklat tampaknya memiliki lebih banyak kasus Covid-19 dan kematian," kata Konetzka dilansir dari Medical Xpress, Selasa (9/3/2021).

Hasilnya, panti jompo dengan persentase penduduk non-kulit putih tertinggi memiliki tiga kali lebih banyak kasus dan kematian Covid-19 daripada panti jompo dengan persentase penduduk kulit putih. 

Lebih dari 60 persen panti jompo dengan persentase penduduk non-kulit putih tertinggi melaporkan setidaknya satu kematian akibat Covid-19 dengan rata-rata 5,6 persen kematian. Sementara hanya 20 persen panti jompo dengan persentase tertinggi penduduk kulit putih melaporkan setidaknya satu kematian, dengan rata-rata 1,7 persen kematian.

"Ada teori yang beredar bahwa mungkin penduduk kulit hitam dan coklat berada di rumah berkualitas rendah, tetapi kami ingin menggali di bawah statistik yang sangat mengkhawatirkan ini dan menganalisis mengapa hasil ini terjadi," kata Konetzka.

Untuk mengidentifikasi mengapa perbedaan rasial antara panti jompo ini ada, para peneliti membandingkan sejumlah karakteristik panti jompo dengan temuan terkait Covid-19 ini, termasuk kesehatan pasien secara keseluruhan, ukuran fasilitas, rantai keanggotaan, jenis kepemilikan, jumlah jam perawatan, penyebaran virus corona di komunitas lokal, dan peringkat bintang fasilitas.

Setelah mengendalikan faktor-faktor ini, hanya dua yang menjelaskan perbedaan hasil Covid-19 berdasarkan ras yakni ukuran panti jompo, dan tingkat Covid-19 di komunitas sekitar.

"Ini bukan tentang kesehatan yang mendasari penghuni atau bahkan kualitas panti jompo berdasarkan peringkat bintang. Salah satu faktornya hanyalah ukuran fasilitas ini," sebut Konetzka. 

Panti jompo dengan persentase penduduk non-kulit putih yang lebih tinggi cenderung lebih besar daripada panti jompo dengan persentase penduduk kulit putih yang lebih tinggi. Fasilitas besar lebih mungkin memberi lebih banyak peluang virus untuk menyebar. 

Konetzka menambahkan alasan penting lainnya mengapa mereka melihat perbedaan ras ini adalah prevalensi virus di masyarakat sekitar. Orang kulit hitam dan non-kulit putih pada umumnya cenderung tinggal di lingkungan yang memiliki tingkat penyebaran virus yang tinggi dan bahkan staf yang bekerja di fasilitas ini cenderung tinggal di lingkungan ini. Ini tentang lokasi dan ukuran," tambahnya.

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro