ilustrasi musik etnik/Antara
Entertainment

Suara Redup, Begini Langkah Untuk Hidupkan Musik Etnik

Desyinta Nuraini
Rabu, 10 Maret 2021 - 01:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Musik tradisional atau musik etnik terbilang masih kalah pamor di negerinya sendiri. Generasi muda bahkan juga yang lebih tua lebih menikmati musik modern.

Musisi etnik asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Flavius Nestor Embun Man alias Ivan Nestorman mengatakan boleh saja menikmati dan berkreasi dengan musik modern itu, namun di satu sisi, jangan lupa juga untuk mencintai, mengembangkan, dan menggaungkan musik yang kita miliki, musik yang sudah ada sejak zaman nenek moyang, dan musik yang memakai bahasa kita sendiri.

Kolaborasi antara musik etnik dan modern nyatanya bisa dilakukan. Seperti yang dilakukan Ivan dengan neotradisi-nya. Dia menjembatani musik tradisi dengan memberi interpretasi baru, namun sedapat mungkin tidak menghilangkan roh atau spirit dari nuansa etnik.

Ivan membuat karya berupa lagu-lagu berbahasa asli daerahnya, Flores NTT dipadupadankan dengan musik beraliran reggae, hip-hop hingga jazz. "Supaya anak-anak muda suka kita kasih bumbu-bumbu sedikit, tanpa menghilangkan nuansa aslinya. Itu hanya baju saja," ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Dia berharap banyak musisi terutama generasi muda melakukan langkah yang sama agar musik etnik tetap hidup. 

Selain musisi, Ivan berharap agar stasiun radio khususnya milik swasta di daerah memutar lagu-lagu baik berbahasa daerah ataupun lagu-lagu daerah. Dia meyakini lagu bahasa daerah mempunyai komposisi dan aransemen yang jauh lebih bagus dari yang dibuat untuk musik industri. 

Begitu pula stasiun televisi. Ivan mengatakan saat ini stasiun TV kita penuh dengan kontes lagu berbahasa Inggris. Jika seperti itu, akan sulit mengenalkan lagu etnis kepada generasi muda tanpa dukungan yang nyata. 

Oleh karenanya, Ivan menyarankan agar stasiun TV membuat kontes membawakan lagu-lagu nusantara  "Macam Nusantara Idol," sebutnya.

Senada, musisi jazz yang terkenal dengan teknik gitar touch tapping style I Wayan Balawan sepakat perlunya promosi, koneksi, dan publikasi untuk menggaungkan musik etnik di tanah air bahkan di kancah internasional. Pasalnya banyak musisi etnik yang kurang terakomodir dan harus bergerilya sendiri untuk terus menghidupkan budaya daerahnya masing-masing melalui musik.

Balawan berpendapat harusnya setiap penggiat musik etnik ditunjang festival atau support berupa event dari pemerintah daerah. Kemasannya harus dibuat semenarik mungkin misalnya dengan mengadaptasi panggung pembukaan Asian Games 2018 silam atau ala konser boyband Korea Selatan BTS dalam skala kecil. Dengan demikian menurut Balawan akan menarik minat para generasi muda untuk mempelajari musik etnik dan bangga akan budayanya sendiri, bukan budaya negara lain.

Balawan juga menilai perlu dibuat festival musik etnik berskala internasional yang mengajak orang di seluruh dunia datang dan menampilkan budayanya di festival itu. "Dengan adanya timbal balik akan timbul rasa memiliki dan kebanggaan yang tinggi terhadap budaya asli Indonesia," sebutnya.

Bahkan bila perlu ada pemerintah memberi syarat bagi stasiun TV yang ingin dapat izin penyiaran, wajib menyiarkan tayangan seni dan kebudayaan minimal seminggu sekali, bukan menampilkan sinetron yang hampir memakan waktu sepanjang hari. Seni dan budaya dari seluruh daerah yang erat dengan budi pekerti dan sopan santun. Secara tidak langsung akan memberi nilai positif dan akan ditiru para generasi muda.

"Kalangan muda kita saat ini kurang tata krama, tidak tahu bagaimana menghormati orang tua. Kita bisa sama-sama belajar dengan tayangan seni dan budaya nanti," tutur Balawan.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro