Bisnis.com, JAKARTA - Cell and Biosience baru-baru ini menyorot penelitian yang dipimpin oleh Yuntao Wu dan Ramin Hakami. Mereka memeriksa potensi aktivitas anti-coronavirus dari minuman yang dijual bebas yang disebut Respiratory Detox Shot (RDS). RDS adalah obat yang mengandung Sembilan bahan herbal yang secara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit paru-paru.
Para peneliti melaporkan bahwa RDS menghambat infeksi sel target oleh pseudovirus SARS-CoV dan SARS-CoV-2 dan oleh SARS-CoV-2 tipe liar yang menular. Hasil menunjukkan bahwa RDS mungkin secara luas menghambat virus pernapasan, seperti influenza.
SARS-CoV adalah patogen virus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), dan virus saudaranya, SARS-CoV-2, adalah patogen yang menyebabkan COVID-19. Pandemi global COVID-19 menjadi fokus utama para peneliti di seluruh dunia.
Ramin Hakami, seorang profesor di Sekolah Sistem Biologi Mason dan salah satu penulis studi tersebut, mengatakan bahwa fakta bahwa RDS adalah suplemen makanan yang dapat diminum sangat membantu.
Untuk studi mereka, peneliti Hakami, Wu, dan Mason Brian Hetrick, Adeyemi A. Olanrewaju, Linda D. Chillin, Sijia He, dan Deemah Debbagh bekerja dengan Dongyang Yu dari Virongy LLC, Yuan-Chun Ma dari Dr. Ma's Laboratories Inc., dan Lewis A. Hoffman dari World Health Science Organization.
Tim menyaring ekstrak dari sekitar 40 tanaman obat menggunakan pseudovirus SARS-CoV-2 dan sel paru-paru manusia. Mereka juga menyaring kemungkinan aktivitas RDS anti-SARS-CoV-2. Untuk penelitian ini, mereka melakukan pra-perawatan sel dengan RDS yang diencerkan, kemudian menginfeksi sel dengan adanya RDS selama empat hingga enam jam. Setelah infeksi, mereka membiakkan sel tanpa adanya RDS dan menghitung sel untuk menentukan apakah infeksi virus terhampat pada 48 dan 72 jam.
Selanjutnya, para peneliti menggunakan Lab Penelitian Biomedis di Kampus Sains dan Teknologi Mason untuk mengkonfirmasi kemanjuran in vitro RDS terhadap virus SARS-CoV-2 yang menular. Studi tersebut mengungkapkan bahwa RDS mengandung bahan yang sangat kuat yang dapat menghancurkan infektivitas virus SARS-CoV, SARS-CoV-2, dan influenza A, bahkan pada dosis yang sangat rendah.
Hetrick, seorang Ph.D. mahasiswa di bidang biosains yang mengerjakan penelitian tersebut, mengatakan bahwa penemuan itu merupakan kejutan yang menyenangkan baginya. Alangkah baiknya jika ada obat herbal yang aman dan efektif untuk penanganan COVID-19 di masa depan.
Hakami saat ini sedang melakukan penelitian hewan in vivo untuk membangun penemuan in vitro bahwa RDS dapat