Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Vaksin AstraZeneca yang berasal dari Inggris tersebut sempat menimbulkan keraguan dari masyarakat dikarenakan adanya korban meninggal setelah disuntik vaksin.
Namun, Kementerian Kesehatan dan Komnas Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) menegaskan vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan. Seperti obat-obatan, vaksin juga memiliki efek samping yang ditimbulkan.
Vaksin AstraZeneca sebagian besar memiliki efek samping ringan sampai sedang dan berjangka pendek. Tidak semua orang mendapatkan efek samping tersebut.
Dilansir dari www.hse.ie, mayoritas efek samping dari penggunaan vaksin tersebut lebih mungkin terjadi setelah dosis pertama vaksin. Orang berusia 65 dan lebih tua cenderung mengalami efek samping yang umum.
"Beberapa efek samping yang sangat umum terjadi atau dapat memengaruhi lebih dari 1 diantara 10 orang akan mengalami kelelahan, nyeri tekan, memar, nyeri, gatal di lengan di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, mual, dan demam dengan suhu 38 derajat Celcius atau lebih. Untuk mengatasi keluhan efek samping tersebut, obat yang mengandung paracetamol bisa digunakan untuk meredakan nyeri dan atau demam," tulis laporan www.hse.ie seperti dikutip, Rabu (9/6/2021).
Efek samping yang umum terjadi atau dapat memengaruhi lebih dari 1 diantara 100 orang akan mengalami kemerahan atau bengkak di tempat suntikan, diare, muntah, dan jumlah trombosit yang rendah. Namun, hal itu tidak menimbulkan gejala apa pun.
Sementara itu, efek samping yang langka terjadi atau dapat memengaruhi lebih dari 1 diantara 1.000 orang akan mengalami nafsu makan berkurang, pusing, kantuk, berkeringat, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam.
Terdapat juga efek samping yang sangat jarang terjadi dari vaksin AstraZeneca yaitu mengalami pembekuan darah yang sangat tidak biasa dengan trombosit rendah.
"Efek samping tersebut sangat jarang terjadi, kemungkinan 1 dari 100.000 orang dapat mengalami hal tersebut. Risiko kondisi yang sangat langka ini kemungkinan akan dialami pada orang yang lebih muda," tulis laporan tersebut.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun