Bisnis.com, JAKARTA – CDC telah merilis bahwa gejala-gejala yang mungkin menunjukkan Covid-19, adalah batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, demam, menggigil, nyeri otot, nyeri tenggorok, dan hilang atau gangguan penciuman atau pengecap.
Sejumlah penelitian yang dilakukan rumah sakit di India menyebutkan bahwa lebih dari 79 persen pasien yang dirawat dengan Covid-19 mengalami gangguan indera penciuman.
Oleh karena semakin sering ditemukan keluhan disfungsi penciuman pada pasien Covid-19, terutama pada kasus ringan atau tanpa gejala, organisasi Akademi Otolaringologi Amerika – Bedah Kepala Leher dan ENT UK merekomendasikan dimasukkannya keluhan gangguan penciuman dan atau pengecap sebagai bagian dari kriteria diagnostik Covid-19, seperti yang sekarang telah dilakukan oleh CDC.
Olfactory dysfunction (OD) adalah berkurangnya atau perubahan kemampuan fungsi penciuman dan atau berkurang atau hilangnya sensasi rasa saat makan.
Menurut dr Ichsan J. Juanda, SpTHT-KL menyebutkan ada empat penyebab OD.
Pertama, OD karena penyakit hidung dan sinus. OD terjadi secara perlahan disertai sumbatan hidung, lendir atau nyeri di wajah. Keluhannya terkadang ringan atau berat, dan ada faktor musiman.
Kedua, OD karena trauma atau kecelakaan. OD terjadi secara mendadak, mengalami anosmia berat dan biasanya keluhannya menetap.
Ketiga, OD karena menurunya fungsi saraf. OD karena menurunnya fungsi saraf biasanya tidak disadari karena muncul secara perlahan. Ini lebih sering terjadi pada lanjut usia (lansia) disertai gangguan saraf lain atau gangguan memori.
Keempat, OD karena Covid-19. Jika terjadi akibat Covid-19, OD terjadi secara mendadak disertai atau tidak disertai gejala Covid lain seperti badan pegal, demam, batuk, nyeri ketika menelan dan lain-lain. Biasanya OD bersifat sementara dan bisa terjadi pada berbagai usia.
Normalnya, molekul wewangian masuk ke rongga hidung, ditangkap oleh reseptor saraf di puncak rongga hidung dan diproses untuk dikenali sebagai suatu wewangian.
Namun, ketika virus masuk dan menempel pada reseptor saraf di puncak rongga hidung, ini menyebabkan peradangan dan mengganggu fungsi penciuman.
Lantas apa yang harus dilakukan saat ada gangguan penciuman atau pengecap?
Dokter Ichsan melalui laman Instagramnya @ichsan.juanda, Senin (28/6/2021) menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter, melakukan karantina, dan perlu untuk dilakukan tes penunjang Covid seperti RT-PCR atau Swab Antigen.
“Jadi kalau ada yang tiba-tiba mengalami gangguan penciuman atau pengecap secara mendadak, perlu diwaspadai sebagai gejala Covid-19,” jelasnya.