Swab Test/
Health

Perlukah Swab PCR Ulang untuk Cek Kesembuhan Covid? Begini Jawaban Dokter

Ni Luh Anggela
Rabu, 21 Juli 2021 - 12:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Tidak diperlukannya swab PCR ulang untuk evaluasi kesembuhan sebetulnya bukan hal baru, namun sudah ada sejak Juni 2020.

WHO, CDC bahkan Kementerian Kesehatan RI juga sudah mengadopsi bahwa seseorang tidak perlu melakukan pemeriksaan PCR evaluasi kesembuhan terutama pada kondisi-kondisi gejala ringan atau tidak bergejala bagi mereka yang melakukan isolasi mandiri.
 
Dokter spesialis penyakit dalam dan penggiat edukasi Covid-19, dr RA Adaninggar melalui laman Instagramnya menjelaskan pedoman tersebut digunakan setelah terdapat banyak penelitian.
 
Seperti diketahui pada awal-awal pandemi Covid-19, untuk mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi virus atau tidak menggunakan PCR. Juga, untuk evaluasi kesembuhan harus menggunakan PCR 2 kali dan hasil test harus negatif. Ternyata, secara logistik PCR tidak efektif dan tidak efisien untuk evaluasi kesembuhan. Dan negara lain turut merasakan hal yang sama.
 
“Dulu awal-awal waktu saya merawat pasien ada yang sampai 4 bulan di rumah sakit karena PCRnya masih positif terus. Akhirnya dilakukan penelitian, apakah memang yang (PCR) positif ini virusnya masih hidup,” kata dr Ning.
 
Hasil penelitian secara konsisten  menunjukkan bahwa lebih dari 10 hari, virus ini sudah mulai hancur karena adanya antibodi. Antibodi seseorang terbentuk sekitar 7 sampai 14 hari. Sehingga setelah ada antibodi,  virus ini menjadi inaktif, akan hancur sendiri oleh antibodi dan akhirnya virus sudah tidak menular lagi karena sudah tidak hidup.
 
“Cuman memang PCR ini kelemahannya dia bisa mendeteksi materi genetik dimana materi genetik ini kan tidak bisa kita bedakan apakah dia asalnya dari virus yang masih utuh atau virus yang sudah rusak misalnya,” jelas dr Ning.

Setelah ada penelitian tersebut, orang-orang dengan hasil positif itu dilakukan culture, dimana dilakukan pembiakkan di suatu media yang bisa membiakkan virus. Setelah 10 hari, 90 persen virus tidak tumbuh dan 10 persen masih ada. 10 persen ini diperkirakan pada orang-orang yang masih ada gejala.
 
Dr Ning mengatakan jika virus ini masih menimbulkan gejala, berarti virus belum hilang total dan orang yang terinfeksi belum sembuh total.
 
Dengan adanya penelitian ini, akhirnya dilakukan perubahan pada pedoman tersebut dan seseorang yang  sudah sembuh dari Covid tidak perlu melakukan PCR ulang.
 
Tetapi yang paling penting menurut dr Ning, orang yang sudah sembuh ini sudah melewati isolasi minimal 10 hari dan gejalanya harus hilang minimal 3 hari terakhir.
 
“Dan PCR yang positif-positif ini ternyata memang bisa berlangsung sampai 3 bulan karena bangkai virus ini masih melekat, dan masih bisa terbaca, karena kabarnya virus ini memiliki cantolan yang lebih kuat,” katanya.
 
Dia juga menambahkan, jika virus sudah mati, virus tidak akan mungkin dapat menyebabkan penyakit pada orang lain.
 
Kemudian, untuk mengetahui apakah virus yang ada pada tubuh sudah menjadi bangkai atau mati, hanya bisa ditentukan oleh dokter.
 
“Artinya nanti pasien ini harus kontrol ke dokter lalu diperiksa kondisinya. Kadang kita juga melakukan pemeriksaan tambahan seperti foto rontgen misalnya, lalu pemeriksaan laboratorium, di situ kita lihat parameter infeksinya apa sudah membaik, parameter inflamasi atau keradangannya sudah membaik. Kalau semua sudah dalam normal kondisi, kondisi pasien juga sudah normal, badannya sudah fit lagi nafsu makan sudah baik, ya dia sudah sembuh,” tutupnya.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro