Antibodi/istimewa
Health

Studi Thailand Bandingkan Antibodi yang Dihasilkan CoronaVac dan Pasca Infeksi Covid-19

Ni Luh Anggela
Rabu, 21 Juli 2021 - 19:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Thailand melakukan penelitian pada vaksin CoronaVac telah dikembangkan oleh Sinovac Biotech.

Vaksin ini dibuat dengan metode inactivated virus. Vaksin ini telah disetujui untuk penggunaan darurat di Thailand dan juga telah digunakan dalam program vaksinasi di beberapa negara Asia lainnya.

Hasil uji klinis Fase 1/2 untuk CoronaVac baru-baru ini diterbitkan. Di Chili, misalnya, sebuah studi observasional besar dilakukan dan mengungkapkan bahwa vaksin CoronaVac hampir 66 persen efektif dalam mencegah Covid-19. Studi ini juga menunjukkan bahwa CoronaVac mengurangi rawat inap sebesar 87,5 persen, penerimaan unit perawatan intensif (ICU) sebesar 90,3 persen, dan tingkat kematian sebesar 86,3 persen.
 
Vaksin CoronaVac vs kekebalan alami

Thailand kemudian melakukan penelitian perbandingan titer yang dihasilkan coronavac dan antibodi alami yang didapatkan penyintas covid-10.

Adapun, Varian of Concern (VOC) yang saat ini beredar di Thailand antaralain strain B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), dan B.1.617.2 (Delta). Sebuah studi baru yang diterbitkan di server pracetak medRxiv mengevaluasi kemanjuran antibodi yang diinduksi vaksin dan infeksi terhadap varian ini.
 
Dalam studi ini, para peneliti menilai level S1-receptor-binding domain (RBD)-binding immunoglobulin G (IgG), dan titer neutralizing antibodi (NAb) terhadap strain vaksin prototypic (WT) SARS-CoV-2, serta Varian Alpha, Beta, dan Delta SARS-CoV-2. Kemanjuran CoronaVac dinilai menggunakan serum dari petugas kesehatan yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin CoronaVac.
 
Serum individu yang divaksinasi dibandingkan dengan serum individu yang tidak divaksinasi yang secara alami terinfeksi Covid-19. Para penulis menyatakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dari Maret 2020 hingga Mei 2020 sebagai 'Infeksi Alami 2020', dan mereka yang dari April hingga Mei 2021 sebagai 'Infeksi Alami 2021.'
 
Secara keseluruhan, individu yang menerima rejimen 2 dosis penuh CoronaVac menunjukkan IgG pengikat SARS-CoV-2 S1-RBD, yang disebut sebagai tingkat 'titer IgG', yang sebanding dengan tingkat yang terdeteksi pada pasien yang secara alami terinfeksi Covid-19.

Khususnya, titer IgG tidak ditemukan terpengaruh usia dan/atau jenis kelamin individu yang divaksinasi. Namun, hari di mana serum dikumpulkan dari kandidat ditemukan menjadi faktor penentu penting untuk nilai titer IgG mereka. Semua peserta kohort dilaporkan seropositif untuk IgG.
 
Vaksin CoronaVac dan VOC SARS-CoV-2
 
Para penulis juga mengevaluasi tingkat NAb terhadap semua VOC SARS-CoV-2 dalam kohort. Dalam pekerjaan mereka, batas kepositifan NAb mengacu pada persentase kandidat dengan titer NAb yang dapat diukur di atas atau sama dengan 20 unit.
 
Titer NAb ditemukan paling tinggi terhadap strain SARS-CoV-2 wildtype (WT) (99,17 persen) dan terendah untuk strain Delta (69,17 persen). Secara komparatif, titer NAb terhadap varian Alpha dan Beta SARS-CoV-2 masing-masing adalah 85,83 persen dan 82,50 persen. Tren ini secara konsisten ditemukan di semua kohort.
 
Persentase nilai titer NAb yang terdeteksi pada individu yang divaksinasi dengan CoronaVac ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan individu yang terinfeksi secara alami. Berdasarkan analisis statistik dari seluruh kohort, penurunan yang signifikan dalam titer NAb rata-rata diamati terhadap empat VOC bila dibandingkan dengan WT.
 
Dalam kasus strain Alpha dan Beta, tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat titer NAb yang ditemukan. Namun, titer NAb terhadap varian Delta adalah yang terendah dan berbeda secara signifikan dari yang lain.
 
Penulis penelitian ini melaporkan bahwa strain WT dari SARS-CoV-2 paling baik dinetralkan oleh Infeksi Alami 2020 jika dibandingkan dengan serum CoronaVac dan Infeksi Alami 2021. Namun, varian Alpha paling baik dinetralisir oleh serum Natural Infection 2021, jika dibandingkan dengan serum CoronaVac dan Natural Infection 2020.
 
Dalam kasus varian Beta, bentuk SARS-CoV-2 ini paling baik dinetralisir oleh serum Infeksi Alami 2020 dan 2021 dengan tingkat titer NAb yang lebih tinggi. Meskipun varian Delta dinetralisir dengan baik oleh serum Infeksi Alami 2020 dan 2021, kadar titer NAb jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Alfa dan Beta.
 
Singkatnya, hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa titer NAb yang ditimbulkan oleh CoronaVac jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan infeksi alami.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro