Bisnis.com, JAKARTA — Terkena omicron ternyata menghasilkan peningkatan antibodi yang lebih rendah dibandingkan dari booster vaksin Covid-19.
Penelitian terbaru dari Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang sudah pernah vaksinasi Covid-19 2 dosis dan kemudian terkena Omicron ternyata hanya mendapatkan peningkatan antibodi sebesar 1/3 dibandingkan peningkatan antibodi setelah booster vaksin.
dr. Adam Prabata melalui akun Instagram @adamprabata membagikan informasi mengenai keadaan ketika terkena Omicron. Pada penelitian tersebut terdapat pilihan vaksinasi termasuk boosternya adalah Moderna, Pfizer, dan Janssen.
Bahkan omicron dapat meningkatkan risiko kena Covid-19 di pesawat terbang hingga 2-3 kali lebih tinggi.
David Powell, dokter dan penasihat medis International Air Transport Association (IATA) pernah menyatakan bahwa kemunculan Omicron dapat berpengaruh pada peningkatan risiko terkena Covid-19 di pesawat.
Peningkatan risiko ini sama dengan yang ditemui pada situasi lainnya. Peningkatan risiko terkena Omicron di pesawat terbang diperkirakan 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan Delta.
Sementara itu di Indonesia, Satgas Covid-19 melaporkan bahwa ada warga yang nekat bepergian, padahal sedang terkena Covid-19. Mereka memanfaatkan ketiadaan syarat PCR atau antigen negatif sebagai syarat perjalanan.
Infeksi Omicron sendiri tidak bisa benar-benar menjadi vaksinasi alami, seperti yang dibagikan oleh dr. Muhamad Fajri Adda'i melalui akun Instagram @dr.fajriaddai.
Selain infeksi alami berbahaya karena dapat menyebabkan risiko kematian dibanding kekebalan dari vaksinasi ternyata kekebalan yang didapat dari infeksi Omicron tidak terlalu kuat dibanding infeksi varian sebelumnya (." dari kekuatan kekebalan dari infeksi delta).
Kekebalan akibat Omicron hanya 1/10 dari kekuatan kekebalan akibat infeksi delta dan 1/3 dari kekebalan hasil vaksinasi booster dosis III. Artinya, walau sudah terinfeksi Omicron, kemungkinan besar bisa terinfeksi varian selanjutnya. Namun, tetap harus melakukan vaksin.
Justru kekebalan paling kuat terbentuk saat penyintas (pernah terinfeksi alami) divaksin dibandingkan hanya divaksin saja (belum pernah terinfeksi alami). Terdapat tiga kelebihan penyintas yang divaksin dibanding yang divaksinasi tidak pernah pernah terinfeksi:
1. Kemampuan netralisasi antibodi IgG terhadap visus SARS-CoV-2 lebih baik pada penyintas yang divaksin
2. Pabrik antibodi (sel B) untuk menyerang SARS-CoV-2 lebih banyak pada penyintas yang divaksin
3. Sel memori imunitas seluler sel T (seperti sel imun dengan tipe pasukan serbu kavaleri) lebih tinggi pada penyintas yang divaksin (IFN-γ and IL-10-expressing memory SARS-CoV-2 spike-specific CD4+ T)