Ilustrasi vaksin Covid-19./Antara
Health

Studi: Vaksin Covid-19 mRNA Lebih Ampuh Cegah Varian Baru daripada Vektor Adenovirus

Ni Luh Anggela
Selasa, 27 Juli 2021 - 10:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Berkembangnya varian covid-19 yang berpotensi menurunkan efikasi dari vaksin kini dirasakan banyak orang.

Sehingga muncul pertanyaan jenis vaksin mana yang paling ampuh melawan varian teranyar delta yang kini mendominasi di seluruh dunia.
 
Dalam makalah yang baru-baru ini diunggah ke bioRxiv oleh Tada et al. (19 Juli 2021) meneliti kapasitas penetralan antibodi yang dihasilkan oleh messenger RNA (mRNA) atau vaksin berbasis vektor adenoviral terhadap varian Beta, Delta, Delta plus, dan Lambda. Antara lain, menyoroti pentingnya kelanjutan SARS-CoV -2 pengawasan genom.
 
Penelitian ini membandingkan tiga vaksin yang dipakai di AS yakni vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson yang masing-masing telah disetujui untuk penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA) AS. 

Dari tiga vaksin itu, dua yang pertama berbasis mRNA sedangkan yang terakhir menggunakan vektor adenovirus.
 
Melansir News Medical, Selasa (27/7/2021), penelitian dilakukan mulai dari satu minggu hingga tiga bulan pasca-vaksinasi. Selain itu, aktivitas penetralan antibodi yang dihasilkan terhadap beberapa varian SARS-CoV-2 juga dinilai.

Sera atau serum darah yang dikumpulkan dari individu yang telah menerima salah satu dari vaksin mRNA terutama lebih efektif dua minggu setelah pemberian terhadap strain D614G.
 
Resistensi terhadap antibodi juga diamati pada varian beta, delta, dan lambda dikaitkan dengan mutasi E484K, L452R, dan L452Q dan F490S, masing-masing pada strain.
 
Serum yang dikumpulkan dari individu yang telah menerima vaksin berbasis vektor adenovirus terlihat mengalami penurunan kemanjuran yang lebih besar terhadap varian yang menjadi perhatian dibandingkan dengan vaksin mRNA, sekitar 5-7 kali lipat terhadap varian delta plus atau beta dibandingkan dengan D614G .

Antibodi monoklonal REGN10933 dan REGN10987 juga terpapar pada beberapa garis keturunan SARS-CoV-2, menunjukkan aktivitas yang berkurang terhadap varian beta dan delta plus dibandingkan dengan D614G, yang dikaitkan dengan mutasi K417N dan E484K.
 
Temuan ini telah menunjukkan bahwa vaksin mRNA, khususnya, masih cenderung menghasilkan respons yang cukup tiga bulan setelah pemberian dalam menghadapi varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian, termasuk  varian delta.

Sedangkan vaksin berbasis vektor adenovirus menunjukkan penurunan kemanjuran yang lebih menonjol terhadap varian SARS-CoV-2 yang baru muncul.

Namun, penulis mencatat bahwa perbedaan penelitian bisa menjadi faktor demografi atau faktor lain yang tidak terhitung.
 
Bagaimanapun, pengawasan genomik konstan dan pengujian varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian akan diperlukan di masa mendatang, yang berpotensi memfasilitasi pengembangan penguat vaksin yang mempertahankan kemanjuran varian baru yang muncul yang jika tidak lolos dari kekebalan yang sudah ada.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro