Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk mencegah keparahan infeksi saat seseorang terinfeksi virus corona.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan bahwa siapapun yang telah memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin termasuk mereka yang telah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
Penelitian yang diterbitkan oleh CDC pada 6 Agustus 2021 membandingkan tingkat infeksi ulang orang yang sebelumnya terpapar Covid-19 dan menemukan bahwa individu yang tidak divaksinasi lebih dari dua kali dimungkinkan untuk terinfeksi ulang daripada individu yang divaksinasi penuh.
Dari alasan tersebut, para ahli tidak merekomendasikan mengandalkan kekebalan alami saja untuk mencegah infeksi Covid-19. Masyarakat wajib mengetahui cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari varian Delta dan varian lainnya.
Melansir dari Health pada Rabu, (11/08/2021), Amesh A. Adalja, seorang sarjana senior di John Hopkins Bloomberg School of Public Health’s Centre for Health Security mengatakan bahwa masalahnya ini adalah SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 yang terus bermutasi sehingga perlindungan asli mungkin tidak efektif pada mutasi baru.
“Ketika Anda terinfeksi, Anda menjadi kebal terhadap virus yang serupa. Tetapi ini dari dari virus adalah untuk terus menyebar sehingga mereka berevolusi dan berubah,” katanya.
Seorang ahli mengatakan bahwa jika orang yang menderita Covid-19 selama di awal 2020, kemungkinan besar antiobi tidak sesuai dengan varian Delta. Namun ahli lainnya mengatakan tingkat perlindungan dapat bervariasi secara drastis antarindividu.
Sebuah studi oleh University of Oxford menemukan bahwa orang dengan respons kekebalan yang lebih lemah dari infeksi sebelumnya dapat berisiko lebih tinggi tertular salah satu varian baru Covid-19.
CDC secara resmi merekomendasikan vaksinasi untuk semua individu yang memenuhi syarat termasuk mereka yang sebelumnya terpapar Covid-19. Dr. Adalja mengatakan kekebalan dari vaksinasi lebih kuat dan lebih dapat diprediksi.
Vaksin dapat memberikan lebih banyak antibodi untuk melawan infeksi baru. Dr. Le Baer mengatakan sementara orang yang telah terinfeksi mungkin memiliki antibodi dalam darah mereka, antibodi tersebut meningkat pesat setelah divaksinasi.
“Vaksin menghasilkan lebih banyak antibodi daripada infeksi alami, sehingga saat vaksin menurun perlindungan bertahan lebih lama daripada infeksi alami,” katanya
Kendati demikian, vaksin tidak sepenuhnya melindungi Anda dari penyakit. Para ahli mendorong untuk tetap menggunakan masker dan menjaga jarak saat di ruang publik terutama jika berada di daerah dengan kasus yang tinggi.