Bisnis.com, JAKARTA – Madu merupakan salah satu produk alami yang dapat berfungsi sebagai obat alternatif untuk kondisi klinis. Simak manfaat madu, mulai dari penyembuhan luka hingga pengobatan kanker.
Produk yang dihasilkan dari lebah madu ini ditinjau sebagai diet seimbang untuk pria dan wanita di segala usia. Madu murni yang belum dibuka tidak perlu didinginkan, tidak akan rusak, dan juga dapat disimpan pada suhu kamar serta di tempat yang kering, mengutip dari Jurnal Phamacognocy Research.
Berikut 7 khasiat madu sebagai bahan pengobatan yang perlu kamu tahu seperti dilansir dari situs US National Library of Medicine National Institutes of Health, Kamis (14/10/2021).
Baca Juga 4 Mitos tentang Keaslian Madu, Apa Saja? |
---|
1. Mengobati Luka
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa madu memiliki peran dalam penyembuhan luka. Bioaktivitas madu termasuk antibakteri, antivirus, anti-inflamasi, dan antioksidan.
Madu menginduksi leukosit untuk melepaskan sitokin, yang memulai kaskade perbaikan jaringan. Selain itu, madu mengaktifkan respon imun terhadap infeksi.
Stimulasi lain dari respon imun oleh madu juga dilaporkan seperti mengaktifkan limfosit B dan T serta fagosit. Banyak bukti menunjukkan penggunaan madu dalam kontrol dan pengobatan luka akut dan luka bakar ringan, sedang, dan parsial.
2. Pengobatan Diabetes
Penggunaan madu pada pasien diabetes tipe 1 dan 2 dianggap lebih aman daripada sukrosa atau glukosa. Kandungan antioksidan yang ada menjadi tambahan obat antidiabetes untuk diabetes mellitus.
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pasien diabetes, madu dapat menurunkan kadar glukosa plasma secara signifikan dibandingkan dekstran.
3. Efek Antikanker
Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa madu dapat memberikan efek antikanker melalui beberapa mekanisme. Madu mencegah proliferasi sel, menginduksi apoptosis, memodifikasi perkembangan siklus sel, dan menyebabkan depolarisasi membran mitokondria pada beberapa jenis kanker.
Sel kanker yang termasuk yaitu sel kanker kulit (melanoma), sel epitel adenokarsinoma, sel kanker serviks, sel kanker endometrium, sel kanker hati, sel kanker kolorektal, sel kanker prostat, karsinoma sel ginjal, sel kanker kandung kemih, osteosarkoma, dan leukimia.
Selain itu, madu dapat menghambat beberapa bentuk tumor pada hewan model termasuk kanker payudara, karsinoma, melanoma, karsinoma usus besar, kanker hati, dan kanker kandung kemih.
4. Mencegah Asma
Penelitian yang dilakukan oleh Kamaruzaman menunjukkan madu mengurangi gejala yang berhubungan dengan asma atau sebagai agen pencegahan asma. Konsumsi madu secara oral dapat mengobati bronkitis kronis dan asma bronkial pada model hewan. Meskipun sudah terbukti pada hewan, penelitian terhadap manusia masih harus dilakukan lebih lanjut.
5. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Antioksidan dalam madu seperti flavonoid, polifenol, Vitamin C, dan monofenol dapat dikaitkan dengan penurunan risiko gagal jantung. Senyawa tersebut mengurangi risiko jantung koroner melalui tiga mekanisme.
Pertama, meningkatkan pelebaran pembuluh darah. Kedua, mengurangi kemampuan trombosit dalam darah untuk menggumpal. Ketiga, menghambat LDL untuk teroksidasi. Dari berbagai senyawa, kandungan polifenol madu menjadi senyawa yang paling menjanjikan untuk mengurangi gangguan jantung.
6. Memiliki Antioksidan Nutraceutical
Madu memberikan efek ansiolitik, antidepresan, antikonvulsan, dan antinosiseptif serta memperbaiki kandungan oksidatif sistem saraf pusat. Beberapa penelitian tentang madu menyatakan bahwa polifenol madu memiliki sifat nootropik dan neuroprotektif. Senyawa polifenol madu melawan stres oksidatif melalui eksitotoksin, termasuk asam quinolinic dan asam kainic, dan neurotoksin.
Penelitian yang paling signifikan, polifenol madu melawan peradangan saraf di hipokampus, struktur otak yang terlibat dalam memori. Selain itu, polifenol juga dapat mencegah gangguan memori.
7. Mengobati Masalah Pencernaan
Madu sebagai obat untuk berbagai kondisi saluran pencernaan, dispepsia, dan sebagai bagian dari terapi rehidrasi oral. Uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan efek terapeutik dalam pegobatan bayi dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan gastroenteritis menunjukkan pengurangan intensitas diare. Studi secara laboratorium juga menunjukkan bahwa madu sebagai bakterisida terhadap Helicobacter pylori.