Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com
Health

Usia yang Paling Banyak Terkena Covid Varian Omicron

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 8 Desember 2021 - 08:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ilmuwan pertama kali menemukan Omicron di Afrika Selatan setelah Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) mengurutkan infeksi dari Botswana.

Saat ini, varian tersebut telah menyebar ke puluhan negara lainnya dan menjadi kekhawatiran dunia akan gelombang pandemi baru.

Temuan varian itu dilakukan oleh Dr Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, saat menerima tujuh pasien dengan varian pada 18 November.

Dalam pengalamannya, kata dia, sebagian besar penderita penyakit tersebut berusia 40 tahun ke bawah.

Tetapi gejala mereka tidak menimbulkan banyak kekhawatiran, karena Dr Coetzee mencatat sebagian besar sejauh ini ringan.

"Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan selama satu atau dua hari. Sakit kepala dan nyeri tubuh dan nyeri menyertainya, dan tanda-tanda "berkaitan dengan infeksi virus normal". ujarnya dilansir dari Express.

Meskipun ada sedikit kekhawatiran penularan paling banyak terjadi di antara orang dewasa, NICD telah mencatat peningkatan angka rawat inap di antara bayi berusia di bawah dua tahun.

Sebuah rumah sakit di Tshwane, di provinsi Gauteng Afrika Selatan, menerima 52 pasien bayi antara 14 dan 28 November. Itu menjadikan mereka kelompok usia yang paling terwakili dari total 452 yang diterima selama periode tersebut.

Tapi, dokter belum mengidentifikasi apakah infeksi mereka didominasi Omicron atau tidak.

Terlepas dari itu, jumlah anak dengan gejala parah masih lebih rendah daripada di atas 60-an. 

Dr Rochelle Walensky, direktur Centers for Disease Control (CDC), badan kesehatan masyarakat nasional AS, mengatakan bahwa ada kemungkinan omicron bisa dominan dan mengalahkan Delta.

Dia mengatakan data awal menunjukkan itu "mungkin varian yang lebih menular daripada Delta".

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) sependapat dengan Dr Walensky dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.

Semua ahli telah memperingatkan Omicron membutuhkan penyelidikan lebih lanjut sebelum mereka dapat menarik kesimpulan konkret.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro