Bisnis.com, JAKARTA - Dua produsen vaksin Covid-19 asal China yakni Sinopharm dan Sinovac hanya membutuhkan waktu sekitar setengah bulan untuk mempelajari dan menciptakan booster vaksin.
Ahli epidemiologi China mengungkapkan bahwa perusahaan vaksin asal China tengah mengembangkan vaksin dengan target Covid-19 varian Omicron. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Yuen Kwok-yung di Universitas Hong Kong (HKU), berhasil mengisolasi varian Omicron pada 29 November 2021.
Tim Yuen mengirim sample omicron ke ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China untuk membantu daratan China mempercepat penelitian lanjutan dan pengembangan vaksin.
“Para ahli menyatakan keyakinannya pada kemampuan China untuk menangkis mutan hanya perlu waktu dua bulan untuk mengembangkan vaksin bertarget Omicron jika suntikan booster kehilangan kemanjurannya,” seperti dikutip dari Global Times, Selasa (14/12/2021).
Raksasa vaksin lain di China, Sinopharm, mengungkapkan pada hari Kamis bahwa anak perusahaannya, China National Biotec Group, telah memetakan tiga rute teknis dalam penelitian dan pengembangan vaksin terhadap strain Omicron.
Selain vaksin Covid-19, Sinopharm dan Sinovac bersama Universitas Tsinghua, Rumah Sakit Rakyat Ketiga Shenzhen dan Brii Biosciences juga mengembangkan obat virus corona.
"Masih sedikit yang diketahui tentang varian Omicron dalam hal penyebaran penyakit, patogenesisnya, dan perkembangan patologis dan fisiologis awal setelah infeksi," kata pakar pernapasan terkemuka China Zhong Nanshan.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Peking menunjukkan bahwa setidaknya 85 persen dari antibodi penetral tidak mempan melawan Omicron. Tao Lina, seorang ahli vaksin asal Shanghai mengatakan bahwa suntikan booster akan memainkan peran penting dalam meningkatkan konsentrasi antibodi penawar terhadap SARS-CoV-2, dan bahkan jika varian Omicron lolos dari antibodi, tingginya konsentrasi masih akan memastikan kemanjuran vaksin.
Zhong juga menekankan pentingnya suntikan booster, dilihat dari data dunia nyata yang menunjukkan perlindungan kasus simtomatik meningkat dari 56 persen menjadi 80 persen setelah dosis ketiga.
Spesialis penyakit menular terkemuka China Zhang Wenhong mengatakan pada hari Minggu bahwa China memiliki kemampuan teknis yang cukup untuk menangani Omicron, mendaftar tiga kemungkinan rute penularan di masa depan, dengan yang terburuk memiliki transmisi dan toksisitas yang kuat, di mana suntikan booster akan terbukti tidak efektif.
"Jika skenario seperti itu terjadi, vaksin yang menargetkan berbagai jenis varian Covid-19 dapat ikut bermain, dan China dalam hal ini memiliki kemampuan untuk mengembangkan produk semacam itu hanya dalam waktu dua bulan," kata Tao.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua