Bisnis.com, SOLO - Artis peran Aliando Syarief mengungkap bahwa ia mengidap Obsessive Compulsive Disorder atau OCD. Dalam pengakuannya, penyakit tersebut membuat ia berulang melakukan sesuatu karena pikirannya sulit dikendalikan.
"2 tahun kena OCD, nggak bisa ngapa-ngapain dan susah untuk dipahami. Gue fokus ke mana, [tapi] nggak sinkron pikiran dan otak. 2019 harusnya ada project lagi, tapi batal karena gue OCD," ucap Aliando saat live di Instagram, dikutip pada Kamis (28/1/2022).
Nah, namun apakah penyakit OCD ini?
Dilansir dari WebMD, OCD adalah gangguan mental yang menyebabkan pikiran atau sensasi yang tak diinginkan (obsesi) atau dorongan untuk melakukan sesuatu berulang-ulang (kompulsi).
Pada pengidap OCD ekstrem, jika tidak dilakukan, hal itu akan membuatnya diliputi kecemasan atau ketakutan, bahkan hingga tidak sadarkan diri.
Adapun gejalanya bisa datang dalam berbagai bentuk. Namun, umumnya orang yang mengidap OCD akan memeriksa suatu hal berulang kali, seperti kunci atau saklar lampu.
Selain itu, ia juga merasa ketakutan akan hal-hal yang mungkin kotor. Akibatnya, ada dorongan untuk selalu membersihkan, misalnya cuci tangan berkali-kali.
"[OCD] ditandai dengan adanya pikiran obsesif atau pikiran yang terus-menerus terkait dengan kebersihan, kemudian menghitung, dan juga mengecek. Jadi, orang yang mengalami OCD sering kali mengecek-ngecek, menghitung-hitung, dan juga menjaga kebersihan. Khawatir terhadap kuman atau sesuatu yang menempel," ucap dr. Andri, Sp.KJ di akun media sosialnya.
Untuk penyebabnya sendiri ada berbagai hal, antara lain faktor keturunan, perbedaan fisik di bagian tertentu dari otak, mengidap depresi dan kecemasan, serta memiliki pengalaman buruk hingga membuat trauma.
Lalu, apakah gangguan kejiwaan ini bisa disembuhkan?
"OCD termasuk gangguan kejiwaan yang sulit disembuhkan," kata dr. Andri, Sp.KJ.
Kendati begitu, dr. Andri, Sp.KJ mengatakan pemberian obat dan terapi bisa membantu mengendalikan gejala yang muncul.
"Biasanya menggunakan dosis obat yang lebih tinggi dari penggunaan obat untuk kasus-kasus depresi, bisa dua-tiga kali lipatnya. Pada beberapa kasus, OCD ini perlu mendapatkan terapi perilaku juga. Jadi, pengobatan untuk membantu supaya pikiran obsesifnya itu tidak muncul atau berkurang dan biasanya juga dengan terapi perlaku, [agar] misalnya ngeceknya jadi dikurangi, ngebersihinnya jadi dikurangi," ucapnya.
@psikosomatikandri Memahami OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER #mentalhealth #ocd #anxiety #mentalhealthmatters #samasamabelajar #taugasih ? original sound - Andri Psikosomatik