Ginjal/medicinet.com
Health

IDAI: Waspadai Penurunan Volume Urin Anak, Gejala Awal Ginjal Misterius 

Widya Islamiati
Rabu, 12 Oktober 2022 - 23:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gejala gangguan ginjal misterius pada anak yang kini disebut sebagai gangguan ginjal akut progresif atipikal,  kini menjadi sorotan, setelah menyerang lebih dari 100 anak di Indonesia. 

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati, mengungkap, perkembangan penyakit ini menuju kondisi yang parah terbilang cepat dan perkembangan penyakit ini tidak seperti biasanya.

"Hanya beberapa hari timbul gejala batuk, pilek demam, kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak ada urinenya, tidak buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali urinenya," ungkap dr. Eka dalam konferensi pers virtual pada Selasa (11/10/2022). 

Padahal, dr. Eka menyebut, secara teori beberapa gejala yang dialami anak-anak yang derita penyakit gangguan ginjal akut progresif ini, secara teori kedokteran bukanlah infeksi yang berat. 

"Seharusnya bukan infeksi yang berat secara teoritis, itulah yang membuat kami heran," tutur dr. Eka. 

Sebelumnya, dr. Eka menjelaskan, anak-anak yang mengalami penyakit ini datang ke rumah sakit dengan keluhan tidak bisa buang air besar. Namun, memiliki riwayat gejala infeksi seperti diare, batuk dan muntah. 

Hal ini kemudian membuat IDAI menyarankan orang tua di Indonesia agar berhati-hati ketika mendapati anak-anak yang alami penurunan jumlah urine, harus segera memeriksakan anak tersebut ke rumah sakit. 

Menurut dr. Eka ini merupakan gejala awal gangguan ginjal akut progresif atipikal, sebelum kemudian berkembang menjadi hilangnya urine.

Lebih lanjut, dr. Eka menuturkan, setelah melakukan pemeriksaan secara mendetail, IDAI menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan ginjal misterius ini tidak hanua alami gangguan fungsi ginjal. Tetapi juga di berbagai organ lain, seperti hati, meskipun gejala awalnya terjadi gangguan fungsi ginjal.

"Ada tanda tanda peradangan di hati, ada juga gangguan dalam sistem darahnya, ada kekentalan darah gula pati atau penggumpalan darah yang berlebih, dan anak anak ini dalam perjalanannya alami penurunan kesadaran," jelas dr. Eka.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro