Tenaga medis dari Suku Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memberikan vaksin Polio kepada balita korban vaksin palsu saat pelaksanaan vaksinasi ulang di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7)./Antara
Health

Polio di Indonesia, dari Masa ke Masa

Widya Islamiati
Selasa, 22 November 2022 - 21:26
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melalui konfrensi pers daring pada Sabtu (19/11/2022) mengumumkan ditemukannya satu kasus polio di Pidie, Aceh.

Kasus ini membuka kembali sejarah kelam di Indonesia atas penyakit yang menyebabkan kelumpuhan itu, setelah dalam 8 tahun atau 2014 lalu Indonesia menerima sertifikat bebas polio.

Dengan temuan virus polio tipe 2 di Aceh ini, menempatkan Indonesia sebagai negara ke 16 dengan kasus tipe tersebut. Walhasil, pemerintah pun menetapkan polio sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB di Indonesia 19 November 2022 lalu.

Bahkan, terbaru, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan ada dua kasus polio baru, masih di Pidie Aceh. Sehingga kini total ada 3 kasus polio di Indonesia.

Akankah Indonesia mengulang sejarah yang sama ketika dibayangi wabah tersebut beberapa tahun lalu?

Perjalanan polio di Indonesia

Laman Infeksi Emerging menyebut, virus polio liar asli Indonesia (indigenous) sudah berhasil diberantas sejak tahun 1996, setelah dilaksanakan PIN Polio tiga tahun berturut-turut pada tahun 1995, 1996 dan 1997. 

Hal ini setelah tahun 1988, WHO mengeluarkan resolusi untuk memberantas polio yang bertujuan untuk mencapai pengurangan permanen hingga nol, tanpa risiko reintroduksi dan pada tahun yang sama, Inisiatif Pemberantasan Polio Global (GPEI) diluncurkan. 

Ini kemudian yang mendorong produksi vaksin juga diperluas secara global, dengan kapasitas yang signifikan dikembangkan di negara-negara termasuk India dan Indonesia. 

Namun pada 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dalam kurun waktu 2005 sampai awal 2006, kasus polio tersebut berkembang menjadi KLB yang menyerang 305 orang.

KLB ini tersebar di 47 kabupaten/kota di 10 provinsi. Terlebih, selain menghadapi KLB polio ini. Indonesia juga dihadapkan dengan ditemukannya 46 kasus Vaccine Derived Poliovirus (VDPV) yaitu kasus Polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin.

Kasus ini terjadi apabila banyak anak yang tidak di imunisasi. Sebanyak 45 kasus tersebut sebarannya di semua kabupaten di Pulau Madura dan satu kasus terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. 

Polio di Indonesia, dari Masa ke Masa

Kemudian dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI), dua kali mop-up, lima kali PIN, dan dua kali Sub-PIN, KLB dapat diberantas sepenuhnya. Kasus Virus Polio Liar (VPL) yang mengalami kelumpuhan, terakhir ditemukan pada 20 Februari 2006 di Aceh. 

Sejak saat itu hingga saat ini tidak pernah lagi ditemukan kasus Polio di Indonesia. Hingga pada tahun 2014, Indonesia bersama sederet negara di Asia Tenggara menerima sertifikat bebas polio oleh WHO.

Namun, laman sehat negeriku Kemenkes justru mencatat, pernah terjadi KLB polio di Papua diakibatkan oleh Vaccine-Derived Poliovirus Type 1 cVDPV1 (circulated Vaccine Derived Polio Virus type 1) yang terdeteksi pada tahun 2019.

Sebelumnya Kemenkes telah menyampaikan laporan kepada WHO Indonesia tentang terjadinya KLB cVDPV1di Kabupaten Yakuhimo Provinsi Papua dengan satu kasus yang dimulai tanggal 27 November 2018 dan dengan indikasi adanya transmisi pada dua orang anak sehat.

Pemerintah kemudian mengambil beberapa langkah strategis mengatasi hal ini, salah satunya dengan pelaksanaan segera ORI untuk kelompok usia rentan di wilayah terkena KLB Polio. Hingga pada 26 Mei 2020, WHO mengakhiri KLB polio di Papua tersebut.

Virus polio bekerja dan membuat penderitanya mengalami kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang. Selain itu, virus ini dapat menyerang orang dengan semua usia, tetapi lebih sering menyerang anak di bawah usia lima tahun atau balita. 

Perjalanan polio dari masa ke masa di dunia

Mengutip laman Infeksi Emerging Kemenkes, pada awal abad ke-20 penyakit ini tercatat pernah melumpuhkan ratusan ribu anak di negara-negara industri. Sehingga penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara tersebut.

WHO menyebut, wabah polio tersebut tercatat salah satunya di New York City pada tahun 1916 menewaskan lebih dari 2.000 orang, dan wabah terburuk yang tercatat di Amerika Serikat pada tahun 1952 menewaskan lebih dari 3.000 orang. 

Banyak yang selamat dari penyakit itu menghadapi konsekuensi seumur hidup. Dari mulai kecacatan pada anggota badan ataupun perlu menggunakan alat bantu pernapasan seperti paru-paru besi, respirator buatan yang diciptakan untuk pengobatan pasien polio. 

Sekitar 90 persen orang yang terinfeksi virus ini, tidak memiliki gejala atau timbul gejala yang sangat ringan dan umumnya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai. Namun, pada 7-21 setelah terinfeksi virus polio akan terjadi kelumpuhan.

Gejala, Tanda dan Masa Inkubasi

Polio di Indonesia, dari Masa ke Masa

Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.

Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

  1. Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit
  2. Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
  3. Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.

Cara Transmisi (Penularan)

Polio di Indonesia, dari Masa ke Masa

Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.

Vaksin pertama di dunia

Polio di Indonesia, dari Masa ke Masa

Pada awal 1950-an, vaksin pertama untuk pencegahan penyakit ini yang berhasil dibuat oleh dokter Amerika Serikat bernama Jonas Salk. Vaksin polio tidak aktif (IPV) Salk dilisensikan pada 12 April 1955. 

Hingga akhirnya pada tahun 1957, kasus tahunan turun dari total 58.000 menjadi 5.600, dan pada tahun 1961, hanya tersisa sebanyak 161 kasus. Dari sini, berbagai jenis vaksin yang lebih mutakhir kemudian dikembangkan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro