Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengumumkan terdeteksinya satu kasus polio di Pidie, Aceh. Tipe virus polio yang ditemukan di Aceh ini merupakan virus polio tipe 2.
Kasus ini kemudian menempatkan Indonesia sebagai negara ke 16 yang mendapati kasus polio tipe 2. Atas penemuan kasus polio ini, pemerintah kemudian bergerak menetapkan polio sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB di Indonesia.
Virus polio dapat menyerang orang dengan semua usia, tetapi lebih sering menyerang anak di bawah usia lima tahun atau balita. Penyakit polio dapat membuat penderitanya mengalami kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Lalu bagaimana tanda-tanda awal terserang virus polio?
Mengutip laman Infeksi Emerging Kemenkes, virus polio akan memasuki masa inkubasi yang biasanya memakan waktu 3-6 hari. Setelah itu, sekitar 7-21 hari setelah terpapar virus, akan terjadi kelumpuhan.
Sekitar 90 persen orang yang terinfeksi virus ini, tidak memiliki gejala atau timbul gejala yang sangat ringan dan umumnya tidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkap, sebagian kecil orang dengan infeksi virus polio akan mengembangkan gejala lain yang lebih serius. Gejala ini mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang, seperti:
Meningitis atau infeksi pada selaput sumsum tulang belakang dan/atau otak yang terjadi pada sekitar 1–5 dari 100 orang, tergantung jenis virusnya.
Kelumpuhan atau kelemahan pada lengan, kaki, atau keduanya, yang terjadi pada sekitar 1 dari 200 orang hingga 1 dari 2000 orang, tergantung jenis virusnya.
CDC juga menyebut, pencegahan penularan virus polio dapat dengan melakukan vaksinasi. Hal ini lantaran vaksin polio dapat melindungi anak-anak dari penyakit menyeramkan ini. Cara kerjanya dengan menyiapkan tubuh mereka untuk melawan virus polio.
Hampir semua anak yaitu sebesar lebih dari 99 persen, anak yang mendapatkan semua dosis vaksin polio inaktif yang telah direkomendasikan, akan terlindungi dari polio.
Selain itu, pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan tangan yang baik dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak membunuh virus polio.
Mengutip laman Infeksi Emerging Kemenkes, pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dapat dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat. Lalu, penting juga untuk mencegah pencemaran lingkungan dan pengendalian infeksi, yang bisa dilakukan dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.
Ada 4 jenis vaksin Polio, yaitu :
- Oral Polio Vaccine (OPV). Jenis vaksin ini aman, efektif dan memberikan perlindungan terhadap virus polio jangka panjang. Karenanya vaksin jenis ini sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Cara pemberian vaksin ini dilakukan secara oral.
- Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3). Vaksin ini dikembangkan pada awal tahun 1950an yang memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya.
- Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV). Bivalen OPV hanya mengandung virus serotype 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3, jika dibandingkan dengan OPV trivalen, namun sayangnya tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
- Inactivated Polio Vaccine (IPV) vaksin ini ikembangkan pada tahun 1950 oleh Albert Sabin yang terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. Harga vaksin tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe virus Polio.