Bisnis.com, JAKARTA - Nikotin dan TAR dianggap sebagai dua bahan kimia dalam rokok yang sering dianggap berbahaya bagi kesehatan bagi para perokok.
Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga (Unair) Shoim Hidayat mengatakan nikotin adalah senyawa kimia organik yang dikategorikan sebagai alkaloid dan ditemukan pada tanaman tertentu, seperti kentang, terong, tomat dan tembakau.
Namun, tembakau merupakan sumber nikotin yang paling tinggi konsentrasinya. Efek konsumsi dari nikotin dapat berupa adiksi atau ketergantungan.
“Ketagihan nikotin berkaitan dengan mental, efeknya menyenangkan seperti tidak stres, lega, dan lebih fokus. Hal ini ada kaitannya dengan pelepasan hormon dopamin dalam tubuh,” kata Shoim, Sabtu (3/12/2022).
Dia menuturkan TAR adalah partikel kimia yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Partikel ini terdiri dari ribuan senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan nikotin, kandungan TAR dalam rokok yang dibakar bersifat racun dan dapat mempengaruhi kinerja organ dalam tubuh, seperti paru-paru dan jantung.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR.
Shoim mengatakan sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya TAR dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan.
"Tidak ada proses pembakaran dan TAR pada produk tersebut karena hanya dipanaskan serta menghasilkan uap air [aerosol],” ujarnya.