Bisnis.com, JAKARTA - Pernah bertanya-tanya mengapa banyak orang kena pilek, flu, batuk dan bersin saat musim dingin mendekat?
Itu bukan karena jumlah kuman yang ada di udara naik seiring dengan turunnya suhu.
Tapi, para peneliti mengungkapkan hal tersebut karena udara dingin merusak respons kekebalan alami di hidung Anda.
Mereka menjelaskan, bahwa udara dingin dapat mengurangi setengah dari respons kekebalan hidung Anda.
Hidung Anda adalah titik masuk utama bagi virus dan bakteri pernapasan, namun memiliki kemampuan untuk membantu mencegahnya menginfeksi Anda.
Menurut para peneliti bagian depan hidung dapat mendeteksi kuman bahkan sebelum kuman itu masuk ke bagian belakang hidung.
Baca Juga 4 Resep Jamu Untuk Sembuhkan Batuk |
---|
Begitu mendeteksi penyusup, sel-sel yang melapisi hidung segera mulai membuat miliaran salinan sederhana dari diri mereka sendiri sebagai pertahanan dari kuman. Ini disebut vesikel ekstraseluler (EV).
“EV tidak dapat membelah seperti sel, tetapi mereka seperti versi mini kecil dari sel yang dirancang khusus untuk pergi dan membunuh virus ini,” kata ahli rinologi Dr. Benjamin Bleier, direktur otolaringologi di Massachusetts Eye and Ear dan seorang profesor di Harvard dilansir dari Times of India.
“EV bertindak sebagai umpan, jadi sekarang saat Anda menghirup virus, virus menempel pada umpan ini dan tidak menempel pada sel,” tambah Dr. Bleier.
Para peneliti menemukan bahwa ketika diserang kuman, hidung meningkatkan produksi vesikel ekstraseluler sebesar 160%.
Dia menyatakan ketika Anda terpapar udara dingin, suhu di hidung Anda bisa turun sebanyak 9 derajat Fahrenheit. Ini cukup untuk mematikan kekebalan hidung Anda.
Selain itu, sedikit rasa dingin di ujung hidung sudah cukup untuk mengeluarkan hampir 42% vesikel ekstraseluler.
Untuk mencegah hal tersebut, katanya, menjaga intranasal Anda lebih hangat dapat mempertahankan pertahanan kekebalan Anda yang lebih kuat terhadap virus.
Mengenakan masker dapat membantu. Ini akan mencegah virus masuk langsung ke hidung Anda serta membuat hidung Anda lebih hangat.
Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology.