Bisnis.com, JAKARTA – Kesabaran seringkali diuji pada hal-hal yang mengharuskan kita untuk berhenti sejenak, merenung dan bertahan.
Bersabar tidak selalu mudah, itulah sebabnya kesabaran dianggap sebagai kebajikan. Orang-orang yang memilih bersabar ketika menghadapi masa-masa sulit cenderung membuat keputusan yang rasional, memiliki hubungan yang lebih baik dan lebih damai dalam hatinya, tetapi kesabaran tidak selamanya berjalan baik jika dilakukan terus-menerus.
Dilansir Psychology Today (26/10/2023) kesabaran biasanya dipandang penting untuk mencapai keadaan sejahtera dan kehidupan yang dijalani. Namun, berbagai akibat negatif, terkait dengan kesabaran yang berlebihan atau tidak memadai, juga telah dicatat.
Baca Juga Ketika Netflix Menguji Kesabaran |
---|
Jika seseorang menahan amarah terlalu lama, mengakui dan mengungkapkannya secara diplomatis maka kemarahan mereka mungkin akan meledak.
Kesabarakn yang berlebihanlah yang membuat orang tidak dapat melakukan apa yang diperlukan pada waktu yang tepat.
Simak 7 alasan untuk mengontrol kesabaran:
1. Emosi Memainkan Peran Penting Dalam Pengambilan Keputusan
Terus-menerus menerus sabar, membuat seseorang bisa merasakan kecemasan. Jika rasa cemas menghalangi kamu untuk menghadapi hal yang menjengkelkan, jika hal tersebut melibatkan risiko antarpribadi yang kamu khawatirkan, kamu akan mengabaikan perasaan yang semakin meningkat sampai perasaan tersebut menjadi begitu jelas sehingga tidak dapat menahannya lagi.
2. Banyak Peluang yang Dibatasi Waktu
Jika kamu menunda-nunda mengambil tindakan dengan asumsi bahwa pada akhirnya akan terjadi sesuatu yang lebih baik, kamu mungkin akan rugi.
Tanpa disadari, kehati-hatian atau kesabaran akan membuat kamu kehilangan peluang untuk sesuatu yang menguntungkan.
3. Berisiko Tidak Pernah Menemukan Waktu yang Dirasa Ideal
Kamu dapat menciptakan waktu yang tepat dengan mengemukakan topik yang tampaknya tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ingin kamu diskusikan sampai, pada akhirnya, kamu memusatkan perhatian pada apa yang dirasa penting untuk dibagikan.
4. Akan Selalu Merasakan Penyesalan
Kesabaran dapat bermanfaat bagi seseorang yang kamu sayangi. Namun jika kamu tidak dapat menolak posisi menguntungkan yang diberikan informasi ini kepada kamu, kamu mungkin menunda untuk mengungkapkannya sampai terlambat untuk memberikan manfaat bagi mereka. Kamu mungkin akan menyesali sikap diam yang egois dan tidak mau bertindak.
5. Akan Merasa Bersalah atau Tidak Enakkan
Jika di masa lalu kamu merasa atau bahkan disebut lemah, pengecut atau cerewet, kamu mungkin telah belajar untuk membatasi reaksi karena takut apa yang kamu lakukan atau katakan akan digunakan secara eksploitatif untuk menyakiti kamu lagi.
Namun salah satu cara terbaik untuk menghentikan tindakan pelaku intimidasi verbal adalah dengan memberi tahu mereka bahwa olok-olok atau ejekan mereka kini tidak didengarkan. Hal ini mengharuskan kamu menunjukkan bahwa kamu tidak lagi memberikan otoritas pada kata-kata mereka.
6. Berpengaruh Negatif Terhadap Diri Sendiri
Ketika kamu dengan tegas menyampaikan pikiran, perasaan, keinginan, atau kebutuhan kamu, secara tidak sadar, telah memupuk kebiasaan menunda-nunda dengan hati-hati dan terlalu waspada.
Ketika kamu masih muda, keragu-raguan itu mungkin bersifat adaptif. Namun, apa pun yang dilakukan secara otomatis, terlepas dari kemampuan rasional seseorang, tidak mencerminkan kewaspadaan, melainkan kecemasan yang berlebihan dan berlebihan.
Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali kecenderungan-kecenderungan tersebut sehingga tidak mengundang orang lain untuk memperlakukan kamu seperti orang yang penurut.
7. Melengkapi Pembelaan Terhadap Penundaan adalah Kepasifan
Walaupun terkadang ada alasan bagus untuk tidak mengambil tindakan, tetap saja jika kamu ingin mencapai tujuan hidup, kamu harus menentukan kapan waktu terbaik untuk mengambil risiko daripada tetap pasif.
Pilihan untuk menunggu dengan sabar hingga sesuatu terjadi atau melalui ketegasan, upaya, dan kegigihan, mewujudkannya ada di tangan kamu. (Maria Elfika Simplisia)