Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan manusia masih menjadi isu yang sulit dipecahkan di dunia, salah satu korbannya termasuk anak-anak.
Mengutip Statista, antara 2008 sampai 2019, jumlah korban perdagangan manusia yang teridentifikasi di seluruh dunia meningkat lebih dari empat kali lipat dari sekitar 30.000 menjadi hampir 120.000.
Dengan adanya pandemi Covid-19, jumlah korban perdagangan orang menurun karena pembatasan perjalanan mempersulit perdagangan manusia, namun kembali ke tingkat sebelum pandemi pada 2022.
Mengungkap kasus-kasus ini, satu film "Sounds of Freedom" mengungkap kisah penyelamatan anak-anak dari perdagangan manusia ilegal, yang didasarkan dari kisah nyata.
Film bergenre thriller kriminal yang sudah dirilis di Amerika pada 2023 itu disutradarai dan ditulis bersama oleh Alejandro Monteverde, dan dibintangi oleh Jim Caviezel, Mira Sorvino, dan Bill Camp.
Film ini diproduksi oleh Eduardo Verástegui, yang juga berperan dalam film tersebut. Sementara itu, Caviezel berperan sebagai Tim Ballard, mantan agen pemerintah AS yang memulai misi perdagangan anak-anak dari pedagang seks di Kolombia.
Film ini dimulai dengan cerita seorang ayah dari dua anak di Honduras, Roberto Aguilar, yang didatangi mantan juara kontes kecantikan, Giselle. Dia menawarkan anak-anaknya, Rocio dan Miguel yang berbakat untuk ikut audisi ajang pencarian bakat.
Roberto menerima tawaran tersebut dan mengantar kedua anaknya berangkat audisi, hanya untuk menemukan kedua anaknya diculik.
Cerita kemudian berlanjut ke Calexico, California, di mana Tim Ballard, Agen Khusus untuk Investigasi Keamanan Dalam Negeri (HSI), bertugas menangkap pedofil dan orang-orang yang memiliki dan mendistribusikan pornografi anak.
Setelah sekian lama hanya menangkap para pelaku, Tim disadarkan oleh temannya bahwa dia juga harus menolong anak-anak yang menjadi korbannya.
Tim tahu bahwa sebagian besar kasus ini berada di luar AS, oleh karena itu dia memulai misinya mencari anak-anak yang jadi korban eksploitasi dengan berbicara dengan tersangka yang dia tangkap, Ernst Oshinsky.
Tim menipu pria tersebut agar percaya bahwa dia sendiri adalah seorang pedofil. Begitu dia mendapatkan kepercayaan Oshinsky, dia mengatur pertemuan dengan seorang anak yang diperdagangkan, dan mampu menangkap Earl Buchanan, pria yang membeli Miguel.
Tim menyelamatkan Miguel dan meminta informasi yang akan membantunya menemukan anak-anak lain yang hilang, termasuk kakak perempuan Miguel, Rocío, yang terpisah dan masih hilang. Miguel juga memintanya untuk menyelamatkan Rocio.
Permintaan Miguel membuat Tim merasa terpanggil untuk melanjutkan penyelamatan Rocío. Pencariannya membawanya ke Cartagena, Kolombia. Dia bertemu dengan Vampiro, mantan Kartel Cali yang bertaubat dan kini bekerja untuk menyelamatkan anak-anak dari perdagangan seks.
Melalui koneksi Vampiro, Tim bisa menemukan informasi tentang Gissele dan tim perdagangan anaknya. Dia kemudian memulai operasi untuk menangkap Gissele dan menyelamatkan 54 anak.
Namun, dari puluhan anak yang sudah diselamatkan, Tim belum juga bisa menemukan Rocio. Lantas bagaimana langkah Tim selanjutnya untuk menemukan Rocio?
Film yang didasarkan dari kisah nyata ini dirilis pada 4 Juli 2023 oleh Angel Studios, dan baru akan tayang di layar lebar Indonesia pada 24 Januari 2024.
Di Amerika, film ini merupakan salah satu film independen paling sukses dalam sejarah. Film ini berhasil meraup US$250 juta, dibandingkan dengan anggarannya US$14,5 juta.
Lantaran mengandung banyak kontroversi, perilisan film ini tertunda hingga 5 tahun, dari 2018. Beberapa kritik yang didapat di antaranya karena mengungkap trik polisi untuk menangkap para pelaku perdagangan anak. Hal ini dinilai justru bisa semakin berbahaya bagi para korban.
Namun, film ini merupakan film yang layak ditonton untuk menyadarkan penontonnya akan bahaya perdagangan manusia yang masih mengintai, termasuk pada anak-anak.