Bisnis.com, JAKARTA - Untuk menurunkan kadar konsumsi gula harian dalam diet sehari-hari, banyak orang menggunakan pemanis pengganti gula, yang banyak mengklaim lebih sehat.
Untuk menggantikan gula, beberapa orang menggunakan produk yang disebut pengganti gula, yang juga dikenal sebagai pemanis buatan. Rasanya manis seperti gula tetapi memiliki lebih sedikit kalori atau bahkan tidak memiliki kalori.
Banyak pengganti gula yang rasanya lebih manis daripada gula, sehingga hanya perlu dosisi yang sangat sedikit untuk membuat makanan dan minuman yang Anda konsumsi jadi lebih manis.
Pengganti gula dapat ditemukan pada berbagai jenis makanan dan minuman yang diberi label bebas gula atau diet, termasuk pada minuman ringan, permen, dan kue-kuean.
Beberapa pengganti gula juga dijual sendiri dalam kemasan atau wadah lain yang bisa ditambahkan ke makanan atau minuman di rumah.
Namun, ternyata klaim gula buatan lebih sehat karena memiliki kalori lebih sedikit tersebut tidak sepenuhnya benar.
Research Principal Investigator CISDI, Soewarta Kosen, mengatakan, pemanis buatan dalam banyak penelitian menunjukkan memiliki dampak yang sama dengan gula biasa. Hanya saja bisa terjadi dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, CISDI juga ingin mendorong agar minuman dengan gula buatan juga masuk dalam minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang juga dikenakan cukai kelak.
"Tapi sebaiknya fokus dulu agar regulasi cukai ini diberlakukan dulu secepatnya, setidaknya untuk gula biasa, karena dia penggunanya lebih banyak dan harganya lebih murah," ujarnya.
Lebih lanjut, Soewarta menyebutkan bahwa gula buatan memiliki dampak yang lebih parah dari gula alami dalam jangka panjang.
"Karena itu gula buatan dan kimia. Lebih sehat itu menurut saya nggak ada, karena begitu tidak natural, buatan, udah pasti memicu kanker," katanya.
FDA AS menyebutkan, secara umum pemanis buatan aman dalam jumlah terbatas bagi orang sehat, termasuk ibu hamil.
Namun penggunaannya perlu dibatasi atau atau dihilangkan sama sekali, jika Anda menderita penyakit genetik langka yang disebut fenilketonuria yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius, dan jika Anda memiliki penyakit usus.
Adapun, beberapa penelitian mengenai penggunaan pemanis buatan setiap hari dalam jangka panjang menunjukkan adanya hubungan dengan risiko stroke, penyakit jantung, dan kematian yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Namun, gula buatan tidak bis adisebut menjadi penyebab utama, tapi bisa jadi disebabkan kebiasaan lain.
Penelitian lain mengamati penggunaan pengganti gula dan usus dalam jangka panjang. Gula alkohol, stevia, dan luo han guo dapat menyebabkan kembung, gas dan diare. Jumlah gula alkohol yang menyebabkan gejala ini bervariasi dari orang ke orang.
Secara umum, yang paling aman adalah mengonsumsi sedikit pengganti gula dan sebaiknya gunakan pengganti gula dalam waktu singkat, atau sesekali saja.
Pemanis buatan dapat digunakan dalam jangka pendek untuk membantu sebagian orang mengurangi penggunaan gula dan menurunkan atau mengatur berat badan. Secara umum, pengganti gula aman untuk orang dewasa yang sehat.