4 Peneliti Perempuan Indonesia Raih Pendanaan Riset pendanaan Rp100 Juta dari FWIS 2024. Bisnis/Mia Chitra Dinisari
Entertainment

4 Peneliti Perempuan Indonesia Raih Pendanaan Riset Rp100 Juta dari FWIS 2024

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 12 November 2024 - 15:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Empat peneliti perempuan Indonesia memenangkan pendanaan riset senilai Rp100 juta dari program L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024.

Ke empat peneliti itu adalah Della Rahmawati, Ph.D. (Dosen dari  Universitas Swiss German), Rachma Wikandari, Ph.D. (Dosen Universitas Gadjah Mada), Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), dan Deliana Dahnum, Ph.D., (Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Ke empat pemenang perempuan peneliti tersebut menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.

Di tahun 2024, empat perempuan peneliti terpilih sebagai finalis L'Oréal-UNESCO For Women in Science. Mereka menghadirkan penelitian mengenai solusi konkret dan inovatif yang berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana di Indonesia;

Della Rahmawati, Ph.D., Dosen dari Universitas Swiss German meneliti ketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak, melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi.

Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu dan anak di Indonesia.

Rachma Wikandari, Ph.D., Dosen dari Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.

Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., Dosen dari Institut Teknologi Bandung, menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.

Deliana Dahnum, Ph.D., Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia.

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., menyampaikan pembangunan berkelanjutan membutuhkan kontribusi dari setiap sektor, termasuk ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para perempuan peneliti.

Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, and ASEAN, His Excellency Fabien Penone, turut menyampaikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki bukan hanya hak asasi yang fundamental, tetapi juga hak yang esensial dalam mewujudkan keadilan sosial.

Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO menyampaikan, masih terdapat tantangan yang dihadapi oleh perempuan di ranah penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti akses terhadap fasilitas penelitian dan pendanaan, serta stigma dan hambatan sosial, terutama dalam menjalankan peran ganda, baik sebagai ilmuwan maupun sebagai ibu, istri, dan anggota keluarga.

Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza menyampaikan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti berkat kolaborasi PT L'Oréal Indonesia dan Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, serta dukungan delapan  dewan juri dan akademisi yang berasal dari 31 universitas dan berbagai institusi riset di Indonesia.

Menurutnya, program ini telah memberikan dukungan pendanaan setiap tahun mencapai 400 juta rupiah yang sudah diberikan kepada 75 perempuan peneliti di Indonesia. Selama lebih dari 20 tahun, program ini menciptakan efek bola salju dimana alumni program FWIS telah menghasilkan lebih dari 2.500 publikasi ilmiah, melibatkan lebih dari 1.400 peneliti dalam penelitian mereka, dimana  65% di antaranya adalah perempuan, serta menginspirasi ribuan peneliti muda.

Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024 mengatakan perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa.

Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia.

Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia menjelaskan bagaimana Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science menyediakan platform pembelajaran dan jaringan bagi para penerimanya, yang saat ini melibatkan lebih dari 2.400 ilmuwan perempuan di seluruh dunia. 

Dia menekankan bahwa menutup kesenjangan gender dalam ilmu pengetahuan memerlukan tindakan sistematis untuk mematahkan stereotip gender, membuka jalur pendidikan bagi anak perempuan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif yang menarik, mempertahankan, dan memajukan ilmuwan perempuan, upaya yang diperlukan di semua tingkatan, mulai dari orang tua dan guru hingga.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro