Bisnis.com, JAKARTA-- Nilai mata uang rupiah saat ini melemah terhadap dolar.
Bukan hanya kalangan profesional, kaum muda juga tak tinggal diam dengan kondisi itu. Mereka membaca fenomena anjloknya rupiah dari berbagai perspektif.
Nurul , mahasiswa Fakultas Komunikasi di Universitas Pancasila, mengatakan rupiah yang jeblok akan berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa.
"Tarif angkot, nanti BBM naik tarif ikut naik, tapi BBM turun tarifnya enggak ikut turun," ujar Nurul di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Menurut Nurul, pemerintah semestinya memberi penjelasan kepada masyarakat.
"Wajib banget sih kalau pemerintah kasih solusi dan langkah apa yang harus diambil," kata Nurul.
"Berikan juga prediksi kapan dan bagaimana permasalahan ini akan selesai."
Sementara itu, penyiar radio Reza Pardede, saat ditemui di sebuah pusat perbelanjaan menilai anak muda biasanya tidak terlalu memperhatikan isu yang terlalu serius seperti ini.
"Tapi gue khawatir banget dan gue rasa anak muda lain juga harus khawatir," ujar pria yang biasa disapa Coki ini.
Menurut Reza, melemahnya nilai rupiah ini bisa mengakibatkan perubahan pergaulan di kalangan anak muda.
Dolar naik harga gadget naik, dan nanti nongkrongnya jadi lebih mahal," katanya.
Sedangkan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Novi Rosmauli Pangaribuan mengatakan, kurs rupiah terhadap dolar yang kini mencapai 14.137 mestinya langsung disikapi pemerintah.
"Sekarang, daripada pusing mikirin ini salah siapa atau mikirin kapan rupiah menguat, mendingan pemerintah mikirin cara bagaimana menekan impor," ujarnya.
Novi menjelaskan, neraca perdagangan impor Indonesia lebih kuat dibanding ekspor. Pemerintah juga, dia melanjutkan, diharapkan bisa merangsang para wirausaha supaya bisa bersaing dengan pasar internasional.