Ilustrasi/Premierptny
Health

Kesalahan yang Kerap Dilakukan Para Pelari

Duwi Setiya Ariyanti
Senin, 31 Agustus 2015 - 17:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Meski telah menjadi tren di tengah olahraga lainnya, tak semua pelari melakukan hal yang benar. Bila tak mau disebut sekadar termakan tren, berikut kesalahan yang kerap dilakukan para pelari.

Co-Founder dan Operational Director IndoRunners Yomi Wardhana mengatakan kebanyakan pelari baru belum mengenal istilah terkait seperti maraton. Maraton adalah lari dengan jarak panjang yaitu 42 km. Tingkatan yang lebih rendah, 21 km yang disebut half marathon. Jarak di bawah angka ini tak pantas disebut sebagai maraton.

Kendati demikian, banyak pelari masih salah kaprah menggunakan istilah ini. Sebagai contoh, dia menyebut pelari yang menyebut lari 10 km atau 5 km sebagai maraton. Padahal, sebenarnya lari dengan lintasan sepanjang itu hanya lari biasa dan tak masuk dalam kategori maraton.

"Tadi habis maraton 10 km nih, bukan. Paling enggak, maraton itu Jakarta-Bogor lah karena jaraknya 42 km. 21 km, half marathon," ujarnya di Jakarta belum lama ini.

Kendati Jakarta memiliki ajang lari maraton, menurutnya, ada yang salah dalam pelaksanaannya. Seperti pengalamannya mengikuti maraton di Singapura, maraton akan mempertahankan jumlah peserta dari garis mulai sampai akhir. Hal itu, katanya, berbeda dengan pelaksanaan di Jakarta yang cenderung menyisakan beberapa gelintir orang saja di garis finish.

Dengan demikian, diperlukan untuk melakukan sejumlah latihan demi mempersiapkan kemampuan sebelum mengikuti maraton. Pasalnya, maraton membutuhkan kekuatan fisik dan stamina yang lebih stabil berkenaan dengan jaraknya yang panjang.

"Kalau di Singapura, bagus kayak ular gitu karena dari awal sampai akhir jumlah pesertanya sama. Enggak kayak di sini," katanya.

Asupan nutrisi, kata Yomi, juga perlu diperhatikan. Makanan yang mengandung lemak jenuh seperti olahan yang digoreng lebih baik dihindari. Menumpuk karbohidrat dengan mengonsumsi jenis panganan mengandung karhidrat kompleks seperti pasta, roti gandum, dan beras merah juga disarankan.

Selain itu, penting pula untuk mengenakan atribut olahraga yang nyaman. Tak perlu menggunakan sepatu atau pakaian yang mahal. Cukup sepatu lari dan busana yang menyerap keringat agar dapat menunjang kegiatan berlari.

"Sepatu lari, baju, celana enggak usah yang mahal karena lari itu sebenarnya olahraga yang paling murah karena enggak butuh alat," katanya.

Hal lain yang juga penting, yaitu pemanasan dan lari mengikuti irama jantung. Banyak orang terlalu gengsi bila lari tertinggal dari temannya. Padahal, hal ini penting untuk menjaga stabilitas stamina.

Lari dengan memacu kecepatan yang berlebihan tanpa mengikuti irama jantung justru membuat tubuh lebih mudah lelah. Lebih lanjut, kecepatan lari bisa disiasati dengan latihan berupa tempo dan interval. Bahkan, beberapa orang mempercayai bahwa dengan menggerakkan tangan lebih cepat, kaki akan mengikutinya.

"Larilah mengikuti irama jantung nanti cepat capai. Jangan ngikutin teman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro