Sembelit.
Health

Sembelit? Waspada, Bisa Jadi Kanker Usus Besar

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 3 Januari 2016 - 15:26
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. Sebagian besar kasusnya diawali dengan pembentukan gumpalan-gumpalan sel berukuran kecil, dan seiring berjalannya waktu terus menyebar tak terkendali.

Pada umumnya, kanker usus besar dapat diidap oleh segala usia, tetapi bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, sangat berisiko terkena penyakit ini.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi L. A. Lesmana, penderita kanker usus besar biasanya akan merasakan gejala yang mirip dengan penyakit wasir, seperti mengalami pendarahan ketika buang air besar.

Selain itu, ada beberapa perubahan yang terjadi berkaitan dengan kebiasaan buang air besar, di antaranya terjadi diare, susah buang air besar atau sembelit selama beberapa minggu karena adanya benjolan yang menyebabkan kotoran sulit lewat, ukuran feses secara konsisten lebih kecil dari biasanya, dan buang air besar terasa tidak tuntas.

Gejala lainnya yang kerap dialami oleh penderita kanker usus besar adalah turunnya berat badan serta munculnya rasa lelah tanpa penyebab yang jelas. “Beberapa gejala tersebut kerap dianggap hanya merupakan gejala dari penyakit wasir. Apalagi kalau [kanker] sudah membesar itu susah buang air besar, sering dikira wasir,” katanya.

PENCEGAHAN

Dia mengatakan penyebab kanker usus besar memang belum diketahui secara pasti. Namun, dengan menjaga gaya hidup sehat dapat mencegah terjadinya kanker usus besar.

Selain itu, juga ada beberapa hal yang sangat baik diterapkan untuk mencegah penyakit tersebut, antara lain dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, membatasi konsumsi daging merah, serta berolahraga.

Hal lainnya yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker usus besar yaitu tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, mengonsumsi suplemen vitamin D, menjaga berat badan ideal, serta melakukan skrining bagi yang berusia di atas 50 tahun.

Selain mereka yang berusia di atas 50 tahun, seseorang dengan riwayat keluarga yang menderita kanker atau polip usus besar, juga berisiko tinggi terkena kanker usus besar.

Tak hanya itu, bagi mereka yang sebelumnya memiliki riwayat kanker di bagian tubuh lainnya pun tetap harus waspada karena juga berisiko terkena penyakit tersebut.

Begitu juga bagi mereka yang mengidap penyakit radang usus yang berjalan lama juga harus hati-hati karena mempunyai risiko yang sama terkena penyakit tersebut.

DIAGNOSIS

Untuk mengetahui seseorang terkena kanker usus besar, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan sederhana dengan cara mengecek kondisi anus pasien guna melihat adanya pembengkakan.

Pemeriksaan tersebut juga bisa menggunakan alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya, yang disebut sigmoidoskopi. Alat yang tersambung dengan monitor tersebut akan dimasukkan ke usus besar melalui anus.

Lewat monitor, dokter dapat melihat apakah ada tanda-tanda kanker usus besar. Selain sigmoidoskopi, juga ada beberapa pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan, yakni kolonoskopi, barium x-ray, dan PET scan.

Untuk kolonoskopi, proses pemeriksaannya hampir sama dengan sigmoidoskopi, tetapi selang yang digunakan lebih panjang sehingga mampu menjangkau usus besar lebih dalam.

Biasanya, prosedur menggunakan kolonoskopi berlangsung selama 30-60 menit tanpa rasa sakit. Selanjutnya, jika menggunakan barium x-ray, pasien harus meminum cairan yang mengandung barium sebelum dilakukannya foto x-ray.

Sementara itu, PET scan dapat menentukan stadium kanker dan melihat penyebaran penyakit tersebut. Untuk pengobatan, seperti kanker pada umumnya, pilihan pengobatan utama untuk kanker usus besar adalah operasi, kemoterapi, dan radiasi.

Ada dua jenis operasi yaitu open colectomy dan laparoskop colectomy. Untuk open colectomy, perut akan dibedah untuk mengambil bagian yang terkena kanker, sedangkan pada laparoskop colectomy, dokter hanya membuat sayatan kecil kemudian memanfaatkan kamera dan alat operasi melalui sayatan tersebut.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro