Bisnis.com, Jakarta -- Digelar sejak 3 Juni, pameran Mutual Unknown di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta menyajikan proses seniman dalam menciptakan karya. Pengunjung yang hadir dapat berinteraksi dengan para seniman dalam proses penciptaan karya seni.
Sedangkan seniman-seniman yang ikut serta adalah Azam Aris (Malaysia), Fajar Abadi (Indonesia), Nuttapon Sawasdee (Thailand), Thuy Tien Nguyen (Vietnam), Tan Vatey (Kamboja), Renz Lee (Filipina), Kaung Myat Thu (Myanmar), Leonard Yang (Singapura), dan Noy Xayatham (Laos). Adapun kuratornya adalah Henry Tan (Thailand), Sally Texania (Indonesia), dan Rifandy Priatna (Indonesia).
Salah satu karya yang terlihat berbeda yaitu karya Azam Aris, seniman asal Malaysia. Bila diawal pameran, Azam hanya menggambar siput raksasa. Kini dia telah menggambar objek lain seperti gambar tangan, wajah Obama hingga visualisasi wilayah Lubang Buaya.
Hal yang sama juga diperlihatkan oleh Noy Xayatham. Seniman asal Laos ini membuat instalasi replika rumah yang dipasang terbalik di dalam gulungan kain hitam. Dibawah rumah tersebut, Noy membuat patung manusia dengan pose seperti pengemis. Dalam karyanya ini, Noy bercerita tentang pengalamannya saat berkunjung ke Bandung.
Kemudian tak mau kalah seniman asal Myanmar, Kaung Myath Thu telah menyelesaikan karyanya. Karya yang bercerita tentang hubungan orang tua dan anak itu menyajikan instalasi medan elastis. Dia juga tampilkan video yang memperlihatkan kinerja karyanya tersebut.
Kurator Rifandy mengatakan, di lima hari awal pameran para seniman terlihat kesulitan beradaptasi bahkan stres. Mereka tidak terbiasa mengerjakan karya ditonton dan diajak berinteraksi oleh para pengunjung. Sehingga karya yang mereka kerjakan tak kunjung selesai.
Namun, setelah itu mereka mulai terbiasa berinteraksi dan meladeni pertanyaan-pertanyaan pengunjung. “Mereka baru pertama kali melakukan hal tersebut sehingga pameran ini sangat berkesan,” ujarnya, Jumat (16/6/2017).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
