Bisnis.com, JAKARTA - Saat mengalami batu empedu, penderita biasanya akan merasakan beberapa gejala seperti nyeri hebat di perut kanan atas yang tembus ke belakang, perut kembung, cepat kenyang dan mual dan nyeri perut kanan atas yang terus-menerus.
Kendati demikian, dewasa ini pasien tidak perlu terlalu khawatir harus menjalani operasi terbuka untuk penyembuhannya. Menurut Eko Priatno, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif di Rumah Sakit Pondok Indah, saat ini sudah ada teknologi yang sangat memudahkan penanganannya.
"Perkembangan teknologi kesehatan tidak hanya membuat pemeriksaan menjadi semakin detail, tetapi juga meringkas penanganan yang dilakukan," kata dia, Minggu (9/7/2018).
Salah satunya adalah dengan hadirnya Single Incision Laparoscopic Surgery (SILS) atau laparoskopi satu titik. Salah satu pengaplikasian teknologi baru ini adalah untuk penanganan batu empedu.
Pada awalnya, penanganan batu empedu dilakukan dengan operasi terbuka (open cholecystectomy). Namun, karena banyaknya komplikasimorbiditas dari tindakan tersebut, dikembangkanlah operasi dengan teknik sayatan kecil (laparoscopy surgery).
Mulanya, teknik yang mulai digunakan pada 1985 ini dilakukan dengan membuat 3-4 sayatan sebesar lubang kunci. Seiring waktu, teknologi di dunia medis berkembang.
Pada 1997, Navarra memerkenalkan teknik yang disebut dengan laparaskopi satu titik. Teknik baru ini menjadi alternatif untuk meminimalkan komplikasi akibat sayatan operasi.
Intervensi dengan teknologi hanya meninggalkan bekas luka yang sangat minim (hampir tidak terlihat) karena hanya membuat satu sayatan kecil. Pasien yang ditangani dengan teknik ini pun akan semakin nyaman.
Hal itu karena minimnya rasa nyeri paska operasi, masa perawatan di rumah sakit yang lebih singkat serta lebih cepat untuk dapat kembali beraktivitas.