JAKARTA: Wapres Boediono terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan drama Musikal Laskar Pelangi di tetater Taman Ismail Marzuki semalam.Boediono bahkan memberikan standing applause atau tepuk tangan sambil berdiri beberapa menit ketika petunjukan berakhir. Sepanjang pementasan Wapres juga selalu memberikan apresiasi dan sesekali tersenyum mengikuti alur drama tersebut.Luar biasa. Sangat membanggakan. Saya sering melihat tetater juga di luar negeri. Yang ini tidak kalah, mulai dari musiknya, aktingnya, dan teknik artistik, ujarnya seusai nonton pertunjukan yang berlangsung hampir 3 jam tersebut.Menurut Wapres, pertunjukan Muskial Laskar Pelangi itu sudah masuk kategori kelas dunia. Semua aspek seni dikemas dengan profesional dan standar internasional. Apalagi beberap pemain merupakan anak kecil namun mampu menunjukan pentas yang mengagumkan.Semua aspek kelas dunia. Dari akting, musik, setting, sampai ceritanya. Karya anak bangsa yang luar biasa, kata Wapres yang kembali memberikan komentar melalui akun twitter pagi ini.Boediono menyaksikan drama musik yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata tersebut bersama Herawati Boediono dan didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, dan Mendiknas M. Nuh. KehadiranBoediono di gedung teater itu juga disambut hangat para penonton lain.Bagi yang sudah membaca novel dan menonton film layar lebarnya, pertunjukan yang dikemas melalui drama musik ini akan menjadi pelengkap. Semua cerita dikemas dengan apik sehingga penonton tetap dapat mengikuti alur cerita mengenai perjuangan 10 anak kampung Gantong, Pulau Belitong, Belitung yang berjuang untuk mempertahankan sekolah Muhammadiyah bersama seorang guru Muslimah.Pertunjukan sudah dimulai sejak 17 Desember 2010 lalu, dan akan berakhir pada 9 Januari akhir pekan ini. Pertunjukan disutradai oleh Riri Riza, dengan pengarah musik Erwin Gutawa ini. Seniman lain yang terlibat adalah Mira Lesmana, Toto Arto, dan koreografer Hartati.Para pemain diambil melalui seleksi audisi yang ketat sejak Juni 2010. Mereka umumnya para penyanyi, karena pertunjukan ini memang didominasi dengan nyanyian yang diselingi dengan dialog.Namun, dengan sentuhan sang sutradara, para penyanyi itu mampu melakukan seni peran sama seperti di film layar lebar. Dialog khas Melayu mampu diperankan dengan baik oleh para pemain. Ditambah iringgan musik Erwin Gutawa Orchestra yang juga memberikan sentuhan Melayu.Pertunjukan ini terbagi menjadi dua babak. Bagian pertama terdiri dari 10 adegan, yang menceritakan mengenai sekolah Muhammadiyah di Kampung Gantong, 10 siswa yang disebut Laskar Pelangi, kemudian sekolah yang sudah miring. Adengan Ikal, sang pemeran utama yang diceritakansebagai masa kecilnya Andrea Hirata, saat jatuh cinta, tetap dikemas dengan lucu.Adegan pertunjukan saat karnaval karya Mahar, siswa yang punya bakat seni, juga dikemas dengan pertunjukan mengagumkan. Tata panggung, tata cahaya dan artistik kemasan Jay Subyakto juga menambah mewah pertunjukan itu. Penonton akan dikejutkan dengan tampilan tiga dimensiyang memesona.Misalnya, saat pelangi muncul di atas gedung teater melalui tata cahaya yang apik. Adegan saat matahari tenggelam dengan tata cahaya siluet kesepuluh anak. Penonton dibawa seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan di alam terbuka, di Kampung Gantong, Belitung. (ln)