Situs worldstrokecampaign.org mencatat setiap enam detik, satu orang di dunia meninggal karena stroke, yang artinya setiap tahun hampir 6 juta jiwa meninggal karena penyakit ini.Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian tertinggi untuk kategori penyakit tidak menular dan setiap tahun jumlahnya terus meningkat.Penyakit Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga peredaran darah ke otak terganggu.Kurangnya aliran darah dan oksigen menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak sehingga menyebabkan kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, penurunan kesadaran bahkan kematian.Salah satu penyebab stroke adalah fibrilasi atrium, yaitu sejenis gangguan pada irama jantung, denyut jantung yang tidak teratur membuat penderita rentan mengalami terbentuknya penggumpalan darah di dalam atrium yang dapat bergerak menuju otak sehingga berpotensi terjadinya stroke.Kasus gangguan irama jantung ini sering ditemui di klinik-klinik dan rumah sakit di Indonesia. Di dunia, kasus ini juga dialami lebih dai 6 juta orang di Eropa, lebih dari 2,3 juta orang di Amerika Serikat dan 800.000 orang di Jepang.Untuk mencegah terjadinya stroke, pada umumnya pasien akan menkonsumsi obat antikoagulan seperti warfarin yang secara luas dikenal sebagai obat standar pengencer darah. Meski efektif, warfarin ini memiliki risiko timbulnya komplikasi berupa pendarahan dan penggunaannya membutuhkan pengawasan yang ketat dari dokter.Sebuah studi global Rivaroxaban Once daily oral direct Factor Xa inhibition Compared with vitamin K antagonism for prevention of stroke and Embolism Trial in Atrial Fibriilation (Rocket AF) membandingkan antara penggunaan obat anti pembekuan darah warfarin dengan obat sejenisnya yaitu rivaroxaban dalam penanggulanya stroke.Studi tersebut menunjukan rivaroxaban terbukti lebih baik dalam mengurangi terjadinya stroke pada pasien fibrilasi atrium dengan penekanan risiko pendarahan fatal dan pendarahan intrakarnial yang lebih rendah.Studi Rocket AF sendiri telah dipresentasikan pada pertemuan American Heart Association Congress pada 2010 dan dipublikasikan di jurnal ilmiah New England Journal of Medicine pada Agustus 2011.Head Education And Research Division, National Cardiovascular Center RS Harapan Kita, Jakarta dr. Rinambaan Willem Mamentu Kaligis. SpJP mengatakan warfarin memiliki sifat kontradiksi dengan obat-obatan lain ketika dicerna.Selain itu, pasien dibatasi mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K seperti banyak pada sayuran mengingat warfarin adalah antagonis vitamin K padahal sayuran dibutuhkan tubuh, dan karena sulit dikontrol, darah bisa terlalu encer yang berisiko perdarahan ataupun terlalu kental yang meningkatkan risiko stroke.“Dengan adanya temuan tersebut, memberi pilihan baru bagi pasien fibrilasi atrium untuk mencegah terjadinya stroke dengan pengobatan lebih efektif dan lebih aman, rivaroxaban bekerja cepat dengan respon dosis yang mudah diperkirakan, memiliki bioavailabilitas tinggi, tidak membutuhkan pengawasan koagulasu serta memiliki potensi interaksi dengan obat dan makanan yang terbatas,” ujarnya dalam diskusi kesehatan Pencegahan Stroke pada Penderita Gangguan Irama Jantung: Studi terkini di Jakarta, baru-baru ini.Dia menambahkan dengan dosis kurang lebih 20 mg sehari, rivaroxaban dapat mencegah stroke hingga 21% pada pasien gangguan irama jantung dan terbukti sebanding dengan warfarin.“Rivaroxaban efektif mencegah gumpalan darah yang berjalan dan berpotensi membuat sumbatan di tempat lain,” ujarnya.Di Indonesia, rivaroxaban diproduksi oleh PT Bayer dan disetujui 110 negara di seluruh dunia, sementara di Indonesia sendiri, obat anti penggumpalan darah ini tengah proses persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).Head of Medical Affairs, Bayer HealthCare Pharmaceunticals Indonesia dr. Gunawan Purdiyanto mengatakan pasien fibrilasi atrium memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi normal, dan satu per tiga di antara mereka akan mengalami serangan stroke setidaknya sekali dalam hidupnya. (api)
Relationship
Mencegah stroke pada penderita fibrilasi atrium
Penulis : Rachman
Editor : Lingga Sukatma Wiangga