Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. melalui produk es krim Paddle Pop kembali memproduksi film animasi dengan mengangkat cerita kehidupan pada zaman prasejarah, Dinosaurus untuk mendukung kreativitas dan imajinasi anak-anak.
Nipa Shah, Senior Brand Manager Paddle Pop PT Unilever Indonesia Tbk., mengatakan tujuan memproduksi film animasi tersebut untuk mendukung kreativitas dan imajinasi anak-anak, karena melalui film animasi anak-anak bisa berimajinasi.
Cerita film animasi tersebut, kata Margaretha Yessi Arifin, Assistant Brand Manager Paddle Pop PT Unilever Indonesia Tbk. mengambil cerita dari dalam negeri, namun animator berasal dari animator global dari Singapura, karena merek es krim tersebut merupakan brand global yang dijual di beberapa negara, sehingga pengerjaannya juga bersifat global.
“Kita ingin memberikan hiburan yang berkualitas untuk menstimulasi imajinasi anak,” kata Nipa pada acara pre-sreening film animasi berjudul Paddle Pop Dinoterra di Prive FX Lifestyle, Kamis (21/11).
Penyanyi Giring Nidji menjadi pengisi suara untuk tokoh Paddle Pop. Dia sudah 5 tahun digandeng oleh Paddle Pop untuk mengisi suara film animasinya. Lalu Nizam,8, sebagai pengisi suara untuk karakter kura-kura kecil (Nikko kecil). Nilai positif yang terdapat pada karakter Paddle Pop, kata Giring, berupa keberanian, semangat, dan kuatnya nilai persahabatan.
Dunia pra-sejarah dengan sekumpulan dinosaurus merupakan cerita yang menarik untuk diikuti dan senantiasa digemari anak pada tiap generasi. Beragam buku dan film mengenai binatang raksasa yang sudah punah itu tak henti dipublikasikan dan ditayangkan hingga kini.
Bagi anak, film animasi dinosaurus yang penuh warna dan memiliki alur cerita menarik menjadi sarana untuk mempelajari hal baru dengan cara yang menyenangkan. Kekaguman dan rasa ingin tahu anak terhadap akan binatang raksasa yang nyata, kata Yessi, dapat memperkenalkan anak kepada dunia baru yang dapat mendorong rasa keingintahuannya dan mengasah daya imajinasinya.
Bedanya film ini dengan film dinosaurus lainnya, kata Yessi, pihaknya membawa dunia prasejarah, yang merupakan hal baru bagi anak-anak. Fim dinosaurus tidak ditemukan lagi. “Kita keluarkan lagi, anak ingin lihat lagi. Dinosaurus adalah binatang besar yang luar biasa. Film ini yang paling bagus dari sebelumnya,” kata Yessy.
Sementara itu, Dik Doank, pengamat anak-anak mengatakan film kartun tidak lahir dari Indonesia dan beda budaya. Jam tayang film anak di layar kaca juga kurang tepat. Dia menyarankan untuk menayangkan film anak-anak setelah anak pulang sekolah.
Dongeng dan cerita dari dalam negeri, katanya, sangat banyak, tapi karena kurangnya imajinasi, sehingga kurang berkembang.
Menonton film animasi, menurut Dik Doank, merupakan salah satu untuk mendorong kreativitas anak-anak. “Adanya yang lebih tepat adalah menggambar,” kata Dik sambil mencontohkan dengan mencoret-coret whiteboard.
Kemampuan anak-anak, katanya, mulai dengan menggambar. Lalu orangtuanya membantu untuk menemukan apa yang anak gambar itu. Misalnya, dengan membentuk gambar ikan atau bentuk lainnya tergantung kreativitas orang tuanya. Setelah ditemukan gambar itu baru dihitung jumlahnya. Anak yang berumur 1-10 tahun, katanya, dianjurkan banyak menggambar untuk meningkatkan imajinasinya.
Orang yang banyak membaca dan mengambar , katanya, lebih kreatif dari orang yang nonton video game.
Nipa memperkirakan film animasi yang berdurasi sekitar 110 menit itu akan diluncurkan pada awal tahun 2014.