Bisnis.com, JAKARTA—Jogja Hip Hop Foundation (JHF) mengaku kapok tampil di acara yang diadakan oleh partai politik. Mereka tidak ingin disebut-sebut mendukung partai politik tertentu yang mengundang mereka manggung.
Pentolan JHF, Marzuki atau yang lebih dikenal dengan nama Kill the DJ, mengatakan sebenarnya sah-sah saja jika sebuah parpol mengundang suatu grup musik untuk mengisi acara mereka.
Menurutnya, bukan berarti dengan hadir mengisi acara, lantas grup musik tersebut dianggap mendukung parpol tersebut. Meski demikian, JHF mengaku tidak ingin dikait-kaitkan dengan parpol tertentu.
“Kami pernah diundang manggung [oleh parpol], tapi kapok,” ujarnya usai menggelar konser di auditorium Galeri Indonesia Kaya, Mall Grand Indonesia, Sabtu sore (8/2/2014).
Marzuki mengatakan tidak hanya event pemilu, tahun ini banyak sekali event dan momen lainnya seperti piala dunia dan bulan puasa Ramadhan. Sehingga, sangat sulit untuk menggelar event seperti konser musik pada tahun ini.
“Tahun 2014 ini tahun asu [anjing; bahasa jawa—red], bukan tahun kuda. Hahahaha..,” ujarnya sambil berseloroh.
Anto, personel JHF lainnya menambahkan bahwa membuat lagu dan bernyanyi adalah wujud sharing hobi grup musik ini kepada masyarakat.
“Ini adalah wujud sharing hobi dan ternyata diterima [oleh masyarakat]. Itu saja cukup dan kami sudah senang sekali. Kalau CD-nya laku, kami bisa pentas di mana-mana, ini adalah hobi kami dari dulu,” ujarnya.
Grup hip hop berbahasa Jawa, JHF didirikan pada 2003. JHF membawakan lagu-lagu yang kental dengan falsafah orang Jogja, di mana tradisi bisa terus tumbuh di tengah gempuran laju modernisasi. Saat ini fan base JHF semakin meluas dan tidak hanya terbatas di Jogja.
JHF adalah grup hip hop dari Indonesia yang pertama kali melakukan konser eksklusif di kota kelahiran hip hop, New York (2011) dan pada 2012 kembali melakukan tur di 10 kota di Amerika dan berbagai negara lainnya pada 2013. Namun, Marzuki mengaku belum mendapat undangan manggung di AS lagi pada tahun ini.
