Health

Perhatikan Kondisi dan Kebutuhan Anak Sebelum Ikut Kursus

Feri Kristianto
Sabtu, 8 Maret 2014 - 14:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Orang tua anak dan remaja disarankan memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak sebelum mengikutsertakan anak dalam kegiatan kursus supaya tidak membebani kegiataan mereka sehari-hari.

Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana mengatakan kebutuhan setiap anak berbeda-beda. "Ada anak yang membutuhkan support lebih untuk mengeluarkan kemampuannya," jelasnya kepada Bisnis, Sabtu (8/3/2014).

Dalam kasus tertentu, ada anak kesulitan dalam bidang mata pelajaran matematika, tetapi setelah ikut kursus, kemampuannya lebih baik.

Namun ada juga contoh di mana anak kesusahan dalam bidang akademis, tetapi di bidang lain mampu. Dia mencontohkan, jika anak senang menyanyi dan cepat mengenali lagu, maka kursus vokal dapat ditawarkan.

Vera menyarankan untuk mengetahui kebutuhan anak, orang tua dapat mengikutsertakan anak dalam berbagai kursus sepanjang sesuai. Karena itu, menurutnya, kursus sebaiknya mulai usia pendidikan Sekolah Dasar (SD). Lantaran usia ini anak belum fokus.

Masih banyak minat dan bakat yang dapat digali. Biasanya setelah usia remaja, anak akan fokus menekuni bidang tertentu. Orang tua harus mewadahi semua, nanti yang bagus mana baru dipilih.

Hanya saja, kursus di usia ini harus disesuaikan dengan komitmen. "Anak harus diajak berkomitmen, jangan hanya baru ikut sekali terus selesai," ungkapnya. Hal terpenting kedua adalah orangtua harus memperhatikan metode kursus.

Idealnya, kursus bersifat menyenangkan dan menghibur. Dengan begitu tidak ada tekanan atau beban kepada anak. Penting bagi orang tua sebelum anak resmi ikut kursus, terlebih dulu mengecek metodenya. Langkah ini penting agar anak merasa nyaman.

Tolak ukur cocok tidaknya anak dengan kursus tersebut dapat dilihat dari aktivitas sebelum dan sesudah ikut kursus. Misalnya, apakah anak malas-malasan ketika diajak kursus, atau emosionalnya berubah setelah pulang dari kursus. "Kalau ikut kursus justru anak terbebani, sebaiknya jangan," saran Vera.

Hal penting lainnya adalah orang tua tidak boleh ambisius. Kursus harus dipahami sebagai salah satu metode menggali minat dan bakat anak. Vera menyarankan, orang tua jangan membuat standar tertentu.

Dia menekankan, orang tua jangan bersikap bahwa ikut kursus akan dianggap berhasil apabila anak ikut lomba-lomba tertentu. "Bukan disitu tolak ukurnya. Kursus bagian dari menggali minat dan bakat anak," terangnya.

Penulis : Feri Kristianto
Editor :
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro