Bisnis.com, JAKARTA - Arison Ibnur atau yang akrab dipanggil Tom Ibnur, penari dan penata tari kelahiran Padang, yang telah menorehkan prestasi di dunia internasional dalam bidang tari tradisional akan mementaskan pertunjukan tarian hasil koreografinya bertajuk Lidah Basilek Piriang Badantiang di Galeri Indonesia Kaya, Minggu (6/4).
Lidah Basilek Piriang Badantiang berarti lidah bersilat, piring berdenting. Tarian yang akan dipentaskan Tom Ibnur tersebut mengambil inspirasi dari dua hal yang terkait, yakni antara seni kuliner dan seni pertunjukan.
"Ketika lidah bersilat menikmati kuliner yang dihidangkan, piring pun berdenting Dan bunyinya kemudian ditampilkan dalam tarian Minangkabau," tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, seperti siaran pers yang diterima Bisnis, Sabtu (5/4).
Tom Ibnur merupakan seorang koreografer Indonesia yang menggeluti dunia tari bermula dari seni tari Minangkabau dan Melayu, khususnya Zapin. Seiring berjalannya waktu, perbendaharaan tarinya berkembang mulai dari kekayaan tari dan budaya nusantara menuju pada kreasi baru dan kontemporer. Sebagai seniman, dia juga mendalami desain mode, modelling serta manajemen kesenian.
Pertunjukan ini akan dilaksanakan pada Minggu, 6 April 2014, mulai pukul 15.00 wib, di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia lantai 8.
Sementara itu, sehari sebelumnya, yakni Sabtu (5/4) Galeri Indonesia Kaya juga mementaskan pertunjukan Jodhy Yudhono dalam Nyanyian Puisi, Dendang Sajak Penyair Minang, mulai pukul 15.00 wib. Jodhy Yudhono kembali berkarya dengan cara bermusiknya yang menggubah puisi menjadi lagu.
Jodhy tampil dengan gitar dan didukung oleh sextet yang terdiri dari cello, 2 biola, flute, perkusi, dan piano. Dia menggubah syair-syair Minang sambil memberikan wawasan mengenai puisi dan penyairnya kepada para penonton.
Jodhy Yudono adalah penulis dan musisi yang mempersembahkan musiknya untuk kehidupan. Sebagai seorang penyair, Jodhy mulai menulis puisi sejak awal tahun 80an. Karya-karyanya telah dimuat di berbagai media.
"Pertunjukan ini sebagai bentuk komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia, khususnya generasi muda agar tidak kehilangan identitasnya sebagai bangsa Indonesia," tuturnya.
Bakti Budaya Djarum Foundation mewujudkan kepeduliannya melestarikan kebudayaan itu dengan membangun sebuah ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia bernama Galeri Indonesia Kaya (GIK), yang dapat digunakan secara gratis.