Kepatuhan, Kunci Keberhasilan Pengobatan Penyakit Kronis

Bisnis.com, JAKARTA-- Kepatuhan merupakan kunci keberhasilan pengobatan suatu penyakit kronis, apalagi yang memerlukan terapi rutin seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler.

Sebuah penelitian menunjukan bahwa tingkat kepatuhan pengobatan 43%-78%. "Padahal dianjurkan agar tingkat kepatuhan ini  setidaknya 80% atau idealnya 95%. Kepatuhan adalah kunci keberhasilan pengobatan suatu penyakit," kata Ikhsan Mokoagow, dokter spesialis penyakit dalam, pada acara Pfizer Press Circle di Jakarta, Selasa (15/4/2014).

Dalam diskusi bertema Kepatuhan Pengobatan, Faktor Penting Keberhasilan Penanganan Penyakit Kronis ini, Ikhsan menyampaikan bahwa kepatuhan pengobatan menjadi faktor penting dalam upaya pengelolaan penyakit yang diderita pasien, sehingga dapat diperoleh hasil pengobatan yang optimal. "Terutama bagi penderita penyakit kronis yang memerlukan terapi rutin," ungkapnya.

Berbagai penelitian menyebutkan beberapa yang mempengaruhi ketidakpatuhan pengobatan tersebut, katanya, antara lain ketidakpahaman pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Selain itu manfaat pengobatan yang diterimanya dapat menjadi penyebab ketakpatuhan.

Juga beragam faktor lain seperti ketidaktahuan pasien tentang penggunaan obat yang tepat, petunjuk penggunaan obat yang kompleks, akses terhadap obat-obatan termasuk di dalamnya faktor finansial, gangguan kognitif hingga efek samping dari obat itu sendiri.

Jadi, lanjutnya, masalah pokoknya adalah soal pengetahuan yang kurang. Karena itu, yang perlu didlakukan edukasi menyeluruh mengenai kondisi kesehatan seorang pasien, agar memiliki pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya.

"Juga manfaat pengobatan yang sedang dijalaninya, bagaimana proses perjalanan penyakit yang akan dilalui, dan nantinya diharapkan pasien menjadi akan lebih sadar atas akibat yang dapat ditimbulkan oleh penyakitnya, jika dia tidak mentaati pengobatan yang diberikan," ungkap Ikhsan.

Untuk itu, tambahnya, para profesional kesehatan tentunya juga dapat berperan aktif, melalui pembinaan hubungan yang baik dengan pasien, pemberian instruksi dan penjelasan yang mudah dimengerti awam, dan terus menganjurkan penerapan gaya hidup sehat kepada pasien.