Bisnis.com, JAKARTA - Kekerasan seksual tidak hanya menimbulkan korban, melainkan juga menciptakan pelaku baru.
Rustika Thamrin, psikolog di Brawijaya Clinic & Lifestyle Centre, mengatakan kekerasan seksual menimbulkan trauma di diri anak yang bila tidak diterapi dapat melekat hingga dewasa.
"Di Amerika Serikat, 33% korban kekerasan, pasti melakukan kekerasan ke generasi selanjutnya. Beberapa kasus menunjukkan pelaku kekerasan seksual adalah korban kekerasan seksual di masa kecilnya," ujar Rustika saat talkshow kesehatan bertema Stop Kekerasan pada Anak, Sabtu, (7/6/2014).
Sekira 67% korban kekerasan menyandu alkohol dan obat-obatan terlarang sepanjang hidupnya. Menurut Rustika, orangtua dapat melihat gejala tiba-tiba yang terjadi pada anaknya yang terkena kekerasan seksual. Salah satunya, tanda depresi pada anak. Misal, anak yang selalu aktif dan riang tetiba pasif dan diam atau anak tidak percaya diri mengekspresikan dirinya dan mulai menarik diri dari kehidupan sosial.
Efek berbeda terlihat pada korban remaja. Di Amerika Serikat, sekitar 25% remaja korban kekerasan seksual, hamil sebelum menikah. Sebanyak 80% remaja yang merasa dirinya ditolak oleh orangtua punya kelainan jiwa, termasuk kelainan makan (eating disorder) dan berusaha bunuh diri (suicide attempts).
"Sebanyak 46% korban kekerasan lari dari rumah. Sekira 17% korban karena sex abuse kabur dari rumah," ucap Rustika.
Menurutnya, berdasarkan penelitian dari Harvard Univesity, 80% pasien yang datang ke rumah sakit bukanlah sakit fisik, melainkan sakit mental. Emosi yang tidak terselesaikan bertumpuk di diri mereka.
