Bisnis.com, JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan Piala Dunia 2014 dan menggaungkan dunia kartun pada masyarakat, Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) menggelar pameran kartun bertajuk Pameran Kartun Bola (Parabola) di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), 17-22 Juni 2014.
Pada suatu kesempatan foto bersama yang biasa dilakukan sebelum pertandingan sepak bola, terlihat ekspresi wajah dan gelagat yang mencurigakan dari para pemain sepak bola timnas Argentina.
Pada kesempatan itu, ada salah seorang pemain yang tidak sengaja membuang angin alias kentut. Tentu saja bau gas amoniak kurang sedap itu tercium oleh barisan teman-teman lainnya.
Namun, karena kejadian itu bersamaan dengan proses pengambilan gambar, sontak, ekpresi para pemain yang mencium aroma kurang sedap itu menjadi bermacam-macam.
Ada yang menutup hidungnya, ada yang menoleh dan saling melirik antar teman sebelahnya, ada yang menahan ekspresi biasa saja, ada yang menahan emosi, namun ada juga yang bersiul, pura-pura tidak terjadi apa-apa.
Kejadian lucu itu digambarkan kartunis Wawan Teamlo, berjudul Bang Bang Tut. Selain itu, vokalis grup musik humor Teamlo itu juga menghadirkan karya bertajuk Tebak Bola, yang menggambarkan temannya sesama artis, Julia Perez, dengan kaos ketatnya yang sedang mendekap bola di lengan kirinya. Lucu sekali.
Selebritas jebolan seni rupa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) itu, adalah salah satu dari sekitar 30 kartunis dari seluruh Indonesia, anggota Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) yang menggelar Pameran Kartun Bola (Parabola) di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), 17-22 Juni 2014.
Selain Wawan Teamlo, para kartunis yang turut memajang karyanya, antara lain Hanung Kuncoro, Jan Praba, Thomdean, Beng Rahadian, Hendriques, Joko Luwarso, Djoko Susilo, Septa, Ika Burhan, dan lain-lain.
Berbagai fenomena persepakbolaan di dunia direfleksikan kartunis dengan berbagai cara. Seperti karya Doddy Iswahyudi bertajuk Perfect Timing dan Fritz Pelenkahu dengan judul Kartu Merah Selfi. Kedua kartunis ini menggabungkan sepak bola dengan fenomena selfie alias kebiasaan memotret diri sendiri dengan smartphone.
Doddy menggambarkan penjaga gawang yang ingin mengabadikan keberhasilannya menangkap bola, dan tak mau kehilangan momen, sembari menangkap bola, dia juga melakukan selfie.
Sedangkan Fritz menggambarkan seorang pemain bola yang terkena kartu merah justru malah melakukan selfie bersama-sama sebelum temannya yang dikartu merah keluar dari lapangan.
Ada juga kartun karya Fritz bertajuk Alergi Bola, yang menceritakan seseorang yang menderita alergi datang ke dokter, dan ketika diperiksa, ketahuan bahwa alerginya akibat sering kalah taruhan bola, lantaran bentol bentol kecil di tubuh pasiennya itu berbentuk bola-bola kecil.
Karya yang ditampilkan pun, tidak sekedar gag kartun alias kartun murni yang lebih menggambarkan kelucuan seperti di atas.
Namun, banyak juga karikatur wajah para pesepakbola Tanah Air maupun mancanegara, serta tentu saja kartun yang berisi kritikan terhadap dunia persepakbolaan alias berjenis kartun editorial.
Seperti terlihat melalui karya Jan Praba bertajuk Apel Hijau, yang mengkritisi tentang organisasi sepakbola Tanah Air, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Jan Praba mengindentikan tubuh organisasi itu sebagai sebuah apel hijau yang digerogoti banyak ulat dari dalam daging buah tersebut.
Perebutan ulat-ulat itu menggambarkan para pengurus yang lebih suka mementingkan perutnya sendiri tetapi justru tidak bisa menyelesaikan sejumlah persoalan yang terjadi pada persepakbolaan Tanah Air, mulai dari minim prestasi hingga persoalan tawuran antarsuporter.
Namun demikian, di sisi lain beberapa hasil baik dari pertandingan Timnas U-19 belakangan ini, di bawah kepelatihan Indra Sjafri juga digambarkan Agung SW melalui karyanya bertajuk Godaan.
Indra Sjafri sangat membentengi anak didiknya dan melarang siapa saja, baik itu gurita godaan bintang iklan produk, kepentingan politis PSSI, maupun mafia sepak bola untuk menyentuh Timnas U-19 demi mempertahankan performa yang baik selama ini.
Ada juga karya Jaya Suprana, yang hanya menampilkan kanvas berwarna putih berukuran 2x1 m, dengan judul Daftar Piala Dunia Sepak Bola Dimana Kesebelasan Indonesia Pernah Ikut Berlaga.
Kritikan cerdas melalui kanvas kosong itu memperlihatkan bahwa selama ini Indonesia memang tidak pernah tampil di Piala Dunia.
"Meskipun kesebelasan Indonesia belum bisa berpartisipasi di Piala Dunia, tetapi para kartunis sudah ikut berpartisipasi langsung dengan cara berpameran," tutur Thomdean, Ketua Panitia Pameran Kartun Bola (Parabola), Selasa (17/6).
Presiden Pakarti, Jan Praba mengatakan acara ini selain untuk memeriahkan pesta Piala Dunia 2014 di Brasil, juga untuk terus menggaungkan dunia kartun pada masyarakat luas, khususnya generasi muda.
"Selain untuk menumbuhkan kecintaan, kami juga terus mendorong para kartunis untuk mengembangkan kreatifitas mereka dalam membuat kartun tidak terbatas pada mediium kertas seperti dahulu, tetapi bergerak dinamis dan dapat diekpresikan melalui medium apa saja, baik itu kanvas, wajan, tampah, kayu, dan lainnya," tuturnya.
Sebanyak kurang lebih 74 karya, baik berjenis kartun gag, kartun editorial, maupun karikatur wajah yang ditampilkan dalam pameran itu menggunakan medium yang bermacam-macam, seperti kanvas, wajan, tampah dan juga kayu.
Pada akhirnya, walaupun terdapat sisi buruk, sepak bola tetaplah hiburan manusia yang mengatasi perbedaan ras, suku, agama maupun warna kulit, termasuk di mata kartunis.
Kiranya, pameran yang terbuka untuk umum ini, sekaligus dapat menjadi oase yang menyejukkan di tengah panasnya suhu politik menjelang Pilpres tahun ini, melalui guratan kartun jenaka dari dari para kartunis Tanah Air.