Musik, bagian dari industri kreatif. /
Referensi

Menyimak Perkembangan Industri Kreatif Modern Lewat Buku

Nadya Kurnia dan Lutfi Zaenudin
Jumat, 12 September 2014 - 13:56
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Perkembangan industri kreatif melaju dalam kecepatan yang tinggi. Masyarakat di Indonesia yang sebenarnya besar di lingkungan kreatif sejak dulu ikut menikmati pertumbuhan industri tersebut.

 

Pemerintah bahkan membentuk kementerian khusus untuk menopang pertumbuhan industri ini yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.  Sektor perekonomian ini mampu menyumbang 7% dalam produk domestik bruto 2013 dengan nilai Rp642 triliun.

 

Geliat sektor industri ini juga banyak terekam dalam banyak catatan, buku We Indonesians Rule salah satunya. “Industri kreatif melaju sangat cepat dan memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Namun, sayangnya masyarakat belum bisa menghargai industri kreatif,” tutur Primo Rizky, editor We Indonesians Rule pada saat peluncuran buku itu di Jakarta, belum lama ini.

 

Buku ini disebut sebagai catatan kecil sejarah perjalanan industri kreatif di Tanah Air. Meski demikian, penyusun buku ini menjanjikan tidak sekadar dokumentasi.  Buku ini memberi gambaran situasi industri dan para pelaku yang berjibaku di dalamnya.

 

Ditulis oleh empat kontributor, buku yang digarap oleh penerbit independen yang banyak menelurkan buku-buku di bidang kreatif ini seolah mengikuti perjalanan proses kreatif 32 tokoh pelaku industri ini secara mendalam dan dikemas dalam bentuk coffee table book.

 

Tiga puluh dua pelaku industri kreatif yang cukup dikenal itu berasal dari latar belakang dan menekuni dunia kreatif yang berbeda mulai dari komikus, arsitek, penulis, musisi, desainer, hingga penggiat pertunjukan boneka panggung.

 

We Indonesians Rule menyampaikan cerita pahit dan manis manusia biasa, tetapi menorehkan prestasi yang di atas rata-rata. Ke-32 nama itu tidak hanya berbicara di tingkat nasional, tetapi juga mampu menyejajarkan diri dalam tataran internasional di bidangnya masing-masing.

 

Pemilihan pelaku industri kreatif dalam buku ini juga diklaim melalui proses seleksi yang cukup ketat. Tim editorial memilih pelaku industri kreatif yang memiliki konsistensi berkarya, tekun, dan karyanya mendapatkan penghargaan di dalam dan di luar negeri.

 

Beberapa tokoh yang lolos dari persyaratan yang ditetapkan tim penulis buku ini adalah sutradara Joko Anwar, Mouly Surya, grup musik White Shoes and The Couples Company, arsitek Budi Darsono, Djuhari & Djuhari, Andra Matin, dan komikus Ockto Baringbing.

 

Selain itu, buku ini mencoba menyuarakan kepedulian sekaligus keprihatinan insan kreatif terhadap perkembangan industri ini. Apalagi sebagian masyarakat masih memandang sebelah mata, padahal potensinya masih sangat besar.

 

Sebagian besar tokoh yang dipilih di dalam buku ini pun seolah sepakat bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran yang cukup untuk menghargai karya pelaku ekonomi kreatif, terutama anak negeri.

 

Pada umumnya, masyarakat dinilai kurang memahami bahwa di balik suatu karya industri kreatif, dibutuhkan proses creative thinking yang cukup rumit, mendetail, dan memakan waktu.

 

Meski demikian, sebagian masyarakat awam justru memberi label produk dalam negeri dengan persepsi kurang baik seperti kualitas rendah dan harga mahal.

 

Buku yang ditulis oleh Juventia Vicky, Nico Novito, Puri Anindita, Tria Nin, dan Riksa Afiaty ini masuk sebagai koleksi permanen Perpustakaan Nasional Australia karena dianggap salah satu literatur penting untuk memahami perkembangan Indonesia modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia Week End edisi 14 September 2014
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro