Bisnis.com, JAKARTA— Artis dan presenter cantik Olga Lydia menceritakan bagaimana sebuah pohon sangat berarti bagi keluarganya.
"Di rumah, orangtua saya sangat suka menanam aneka tumbuhan, termasuk pohon yang dapat berbuah salah satunya nangka. Sangat berarti sekali," kata Olga di kawasan Sarongge, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (19/12/2014).
SIMAK: Ini Dia Kosmetika Mengandung Bahan Kimia Berbahaya
Olga mengatakan salah satu pohon nangka yang ditanam oleh orangtuanya sering berbuah lebat. Buah itu dimanfaatkan untuk konsumsi di lingkungan keluarga, dan sebagian lagi diberikan kepada sopir yang bekerja ditempatnya.
Sopir tersebut memiliki warung yang akhirnya juga menjajakan nangka, karena saat panen jumlahnya banyak. Malang bagi Olga, suatu hari buah nangka itu disambar petir dan pohon nangka itu berangsur-angsur kering dan mati.
"Kini selain kami tidak bisa memanen nangka, ternyata saya temukan bahwa air sumur di dekat pohon nangka ikut kering. Sejak itu saya sadar betapa sebuah pohon sangat bernilai. Itu baru satu pohon yang dapat menahan air di dalam tanah. Bayangkan jika pohon-pohon di hutan habis tentu air tidak akan bisa disimpan dengan baik," kata dia.
Untuk itu, perempuan berparas oriental itu sangat mengapresiasi setiap pihak baik pemerintah atau swasta yang berupaya mengembalikan fungsi asli hutan sebagai penopang kehidupan.
Salah satunya, upaya dari Astra International yang merintis penanaman 150 pohon buah produktif di Kampung Tunggilis, Cianjur sebagai bagian dari restorasi pohon di salah satu kawasan Gunung Gede-Pangrango tersebut.
Pohon Produktif
Ketua Green Initiative Foundation (GIF) Tosca Santoso mengatakan penanaman pohon produktif bukan hanya untuk memperkuat struktur tanah, dan menyimpan air tanah saja tetapi buahnya dapat dijual. Dengan kata lain memberi nilai ekonomi.
"Kini dengan penanaman pohon buah ini dimaksudkan untuk memperkuat struktur tanah, menyimpan air dan tetap menghasilkan dari buah pohon. Astra yang pertama kali di sini," katanya.
Sebelumnya, kata Tosca, salah satu titik lahan di Tunggilis tersebut merupakan lahan tidur dan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian metode terasering untuk sayuran.
Rencananya, lahan pertanian sayuran itu akan diganti secara berangsur-angsur dengan pohon buah, sehingga penanaman pohon buah tersebut tidak menggeser fungsi lahan untuk pertanian produktif.
Pohon buah itu, masih kata dia, juga dapat memberikan hasil pertanian. Dengan kata lain, hasil pohon buah dapat menggantikan hasil panen pertanian sayur yang telah ada sebelumnya.
Head of Public Relation Astra International Yulian Warman mengatakan terdapat lima jenis pohon buah yang disumbangkan. Di antaranya jeruk limau, alpukat, nangka, jengkol dan petai. (Kabar24.com)
BACA JUGA:
UU PERKAWINAN: Diusulkan, Usia Minimal Menikah 18 Tahun
BELANJA ONLINE: Produk Fashion Paling Dicari