Bisnis.com, JAKARTA--Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Ika Widyawati SpKJ (K) mengatakan liburan yang berkualitas bisa mencegah seseorang depresi yang disebabkan tekanan dan kejenuhan akibat rutinitas kerja. "Bagaimana liburan berkualitas yang ideal? Tergantung minat yang bersangkutan.
Ada yang senang ke pantai, gunung, bahkan hanya ke mal saja," kata Ika Widyawati di Jakarta, Rabu. Ika mengatakan orang tua juga lebih baik mengajak anaknya untuk pergi berlibur daripada membiarkan anaknya menghabiskan masa liburan dengan bermain "game".
Jalan-jalan ke mal pun, kata dia, masih lebih baik daripada asyik bermain "game". "Apalagi game juga bisa memicu kecanduan. Sudah cukup banyak kasus anak-anak yang kecanduan dengan game," tuturnya. Ika mengatakan depresi muncul karena seseorang kekurangan hormon serotonin yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang. Hormon serotonin bisa kembali, salah satunya melalui istirahat dan liburan.
Untuk seseorang yang sudah mengalami gangguan depresi, diperlukan obat-obatan untuk meningkatkan hormon serotonin. Seseorang yang tidak mengalami gangguan depresi, bisa diatasi dengan istirahat dan berlibur. "Liburan yang menyenangkan dan sesuai minat akan memicu hormon serotonin sehingga seseorang terhindar dari depresi," jelasnya.
Menurut Ika, liburan bagaikan mengisi ulang baterai otak yang sudah hampir kosong. Sebenarnya tidak hanya liburan, tetapi istirahat yang cukup dan berkualitas juga bisa meningkatkan hormon serotonin kembali.
"Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan istirahat yang cukup, yaitu tujuh hingga delapan jam, dan berkualitas setiap hari. Karena itu, perlu ada hari libur entah untuk istirahat maupun pergi berlibur," katanya.
Akhir tahun biasanya dimanfaatkan sebagian orang dan keluarga untuk berlibur. Pada hari tahun baru, biasanya tempat-tempat wisata akan banyak dikunjungi oleh pengunjung.