Bisnis.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan sebagian besar orang yang baru terinfeksi HIV tidak merasakan gejala yang jelas. Gejala awal yang muncul bisa berupa flu ringan, sakit kepala, demam, lelah ataupun tidak ada gejala sama sekali.
Subdit AIDS Kementerian Kesehatan Siti Nadia menjelaskan penderita HIV tidak bisa di bedakan dengan orang normal biasa. Dengan demikian, secara fisik belum menunjukan gejala apapun dan tidak berbeda dengan orang normal lainnya.
“Pada saat virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh maka orang tersebut terlihat baik-baik saja seperti orang sehat lainnya, tetapi orang tersebut merupakan sumber penularan bagi sekitarnya,” ,” tuturnya, Selasa (14/1/2015).
Menurutnya, untuk mengetahui seseorang mengidap HIV hanya bisa melalui pemeriksaan darah. Pemeriksaan yang saat ini mudah dan cepat adalah dengan menggunakan tes cepat (rapid test) dengan tiga pemeriksaan secara serial.
“Setiap pengidap HIV positif bisa terlihat persis sama dengan orang sehat dan normal dalam waktu yang panjang bahkan bisa sampai 10 tahun,” katanya.
Pada orang yang masih melakukan perilaku berisiko seperti pengguna jarum suntik, perilaku seksual beresiko maka pemeriksaan HIV ini perlu diulang setiap minimal enam bulan sekali, dan perlu diperhatikan juga adanya periode jendela selama 2-8 minggu setelah terinfeksi virus HIV.
“Sehingga walaupun hasil negatif, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang,” katanya.
Oleh karena itu, sebaiknya tidak melakukan perilaku-perilaku yang dapat mengakibatkan terkena HIV dan AIDS.
Dia menambahkan seseorang yang sudah pada stadium lanjut dari infeksi HIV yaitu stadium AIDS maka akan muncul berbagai gejala sebagai akibat infeksi opurtunistik yang muncul akibat sistim kekebalan yang sudah sangat menurun.