Bisnis.com,JAKARTA— Alzheimer’s Disease International (ADI), federasi international yang menangani penyakit Alzheimer di dunia, memprediksi sekitar 135 juta orang terkena penyakit demensia pada 2050, di mana sebagian besarnya adalah perempuan dan akan dirawat di rumah dan kemungkinan besar dirawat oleh kerabat perempuan.
Sebanyak 71% di antaranya hidup di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah (Low Middle Income Countries/LMIC).
Laporan bertajuk Women and Dementia: A global research review, menyoroti kebutuhan untuk program kesehatan berbasis empiris yang lebih luas untuk perempuan dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Sejalan dengan penelitian ini, ADI mendesak semua negara untuk memahami dan mengatasi dampak yang tidak proporsional pada demensia perempuan, dan memberikan informasi yang sesuai dengan perempuan agar mereka merasa diperhatikan dan dirawat.
"Laporan ini menunjukkan meningkatnya kebutuhan pemerintah di seluruh dunia untuk mengakui bahwa tantangan yang dihadapi oleh perempuan yang terkena demensia adalah bagian dari lingkup yang lebih luas dari isu-isu perempuan yang harus dibahas, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Marc Wortmann, Direktur Eksekutif Alzheimer Disease International, Kamis (11/6/2015).
"Kita harus mengambil tindakan segera untuk mengembangkan kebijakan kesehatan publik yang mendukung perempuan dalam semua aspek perjalanan penyakit demensia mereka, apakah itu sebagai pengasuh atau sebagai Orang Dengan Demensia [ODD] sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Profesor Dawn Brooker, Direktur Studi Demensia Universitas of Worcester, menjelaskan bahwa laporan ini menggaris bawahi fakta dengan meningkatnya prevalensi demensia di seluruh dunia akan memiliki dampak yang signifikan pada perempuan dan harus diakui pada tingkat keluarga, masyarakat, dan pemerintahan.
"Kenyataannya lebih banyak perempuan hidup dengan demensia, lebih banyak perempuan sebagai caregiver dan lebih banyak perempuan yang terlibat dalam perawatan kesehatan dan tenaga kerja sosial. Inisiatif kebijakan penanganan demensia akan berdampak pada wanita berbeda dari laki-laki dan semua pembuat kebijakan perlu menyadari hal ini," ujarnya.