Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa 7,6 juta anak Indonesia menderita stunting atau kecebolan.
Menurut Khofifah, stunting atau tinggi badan di bawah rata-rata terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tak tepat.
"Akibatnya, kemampuan kognitif anak jadi tak berkembang maksimal. Anak jadi mudah sakit dan daya saingnya rendah sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan," ujar Khofifah saat ditemui seusai acara dialog antar-agama untuk peningkatan tumbuh kembang anak, Jakarta, Senin (14/9/2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh United Nation (UN), asupan gizi sejak remaja sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak nantinya.
"Asupan gizi seimbang tidak cukup saat dari masa kehamilan. Kemensos dan Kemenkes telah berkordinasi untuk memperbaiki gaya hidup pada saat remaja, karena kuratisnya harus diumulai dari remaja, supaya ketika mereka mengalami kehamilan dan bayinya lahir dengan sehat," paparnya.
Untuk itu, kata Khofifah, perlu ada sosialisasi ke sekolah-sekolah dimulai dari tingkat menengah pertama tentang gizi seimbang bagi remaja putri, serta pentingnya menjaga kesehatan.
Menurutnya, gaya hidup anak remaja saat ini masih sangat memprihatinkan. Karena sebagian besar remaja masih kurang memperhatikan masalah kandungan gizi makanan yang mereka makan.
"Remaja sekarang gaya hidupnya serba fast food. Itu jelas tidak baik bagi kesehatan. Maka itu perlu sosialisasi dari sekolah tentang gizi dan kesehatan," ucapnya.